Kata syukur bahasa berasal dari kata”syakara”yang berarti membuka, sebagai lawan dari kata kafara (kufur) yang berarti menutup. Sedangkan menurut istilah syara’ syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan ketundukan kepadanya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah.
Imam al-Qusyairi mengatakan, ”hakikat syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang telah diberikan Allah yang di buktikan dengan ketundukan kepada-Nya. Jadi, syukur itu adalah mempergunakan nikmat Allah menurut kehendak Allah sebagai pemberi nikmat. Karena itu, dapat dikatakan bahwa syukur yang sebenarnya adalah mengungkapkan pujian kepada Allah dengan lisan, mengakui dengan hati akan nikmat Allah, dan mempergunakan nikmat itu sesuai dengan kehendak Allah.”
Menurut Imam Al-Ghazali syukur ada tiga perkara;
- Pengetahuan tentang nikmat, bahwa seluruh nikmat berasal dari Allah dan Allah-lah yang memberikan nikmat pengetahuan itu kepada orang yang dikehendaki-Nya. Adapun yang lain hanya perantara untuk sampainya nikmat itu.
- Sikap jiwa yang tetap dan tidak berubah sebagai buah dari pengetahuannya yang mendorong untuk selalu senang dan mencintai yang memberi nikmat dalam bentuk kepatuhan kepada perintah Allah.
- Menghindari perbuatan maksiat kepada Allah. Sikap yang demikian itu hanya terjadi kalau seseorang telah mengenal kebijaksanaan Allah dalam menciptakan seluruh makhluk-Nya.
Di bawah ini adalah doa yang sangat baik sekali dibaca untuk mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah.
اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِىْ جَعَلَنِىْ مِنْ اُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Alhamdulillaahil ladzii ja’alanii min ummati Muhammadin shallallaahu ‘alaihi wasallama.
“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku termasuk umat Nabi Muhammad.”