Dzikir merupakan sebuah hal atau perbuatan yang sangat dianjurkan sekali dalam islam. dzikir memiliki makna mengingat Allah dalam setiap situasi dan keadaan. Mengingat Allah ini bisa dilakukan dengan lisan maupun hati.
Mengingat Allah dengan lisan maksudnya ialah dengan memuji Allah, misalnya bertasbih, membaca takbir, tahlil, tahlil, tahmid, membaca ayat-ayat Allah (Al Qur’an), berdoa kepada-Nya. Sedangkan mengingat Allah ialah hati tidak lalai dan selalu ingat kepada-Nya.
Berdzikir itu bisa dilakukan dalam berbagai waktu, baik siang, malam ,pagi, sore. Di bawah ini adalah bacaan dzikir yang bagus dibaca ketika pagi dan sore.
Dalam riwayat Imam Abu Dawud beserta Imam Turmudzi diterangkan bahwa Rasulullah saw senantiasa membaca dzikir dibawah ini jika pagi telah tiba:
اَللّٰهُمَّ بِكَ اَصْبَحْنَاوَبِكَ اَمْسَيْنَاوَبِكَ نَحْيَاوَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Allaahumma bika ashbahnaa wabika amsainaa wabika nahyaa wabika namuutu wa ilaikan nusyuuru.
Wahai Tuhanku, dengan rahmat-Mu kami berada di waktu pagi dan dengan rahmat-Mu kami berada di waktu sore. Dan dengan rahmat-Mu pula kami dapat hidup dan dengan takdir-Mu kami mati dan kepada-Mulah kami akan dibangkitkan.
Dan jika waktu sore, maka Rasulullah saw membaca dzikir sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ بِكَ اَمْسَيْنَاوَبِكَ اَصْبَحْنَاوَبِكَ نَحْيَاوَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Allaahumma bka amsainaa wabika ashbahnaa wabika nahyaa wabika namuutu wa ilaikal mashiiru.
Wahai Tuhanku, dengan rahmat-Mu kami berada di waktu sore, dan dengan rahmat-Mu kami berada di waktu pagi, dan dengan rahmat-Mu kami hidup ( di dunia) dan dengan takdir-Mu kami mati dan kepada-Mulah tempat kami kembali.
Dalam riwayat Ibnu Sinni diterangkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda kepada putrinya Fathimah r.a. sebagai berikut:
“Apakah yang menghalangimu untuk mendengarkan apa yang kuwasiatkan kepadamu, bacalah pada waktu pagi dan sore:
يَاحَىُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ فَاَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ وَلاَتَكِلْنِى اِلٰى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ
Yaa hayyu yaa qayyuumu birahmatika astaghiitsu fa-ashlih lii sya’nii kullahu walaa takilnii ilaa nafsii tharfata ‘ainin.
“Wahai Tuhan yang hidup, Wahai Tuhan yang berdiri sendiri. Dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, oleh sebab itu perbaikilah segala urusanku dan jangan serahkan diriku kepadaku meskipun hanya sekejap mata.”