Jodoh, maut dan rejeki semuanya sudah ada yang mengatur dan juga rahasia Allah. Untuk memantapkan hati, cara shalat istikharah jodoh ini bisa dilakukan. Kewajiban manusia ialah berikhtiar untuk mendapatkan yang terbaik dan ridha dari Allah. Jodoh merupakan sebuah hal yang menjadi misteri bagi manusia, ada yang mendapatkan jodohnya cepat namun banyak pula yang mendapatkannya agak sedikit telat.
Karena jodoh itu datangnya dari Allah, maka sebagai umat islam kita harus berdoa kepada Allah agar mendapatkan jodoh yang baik. Artinya jodoh atau pasangan yang shalih (shalihah), beriman dan takut kepada Allah, memiliki ilmu agama yang baik, serta hormat dan menghargai pasangan.
Terkadang ada beberapa orang yang kesulitan dalam menentukan jodoh, mereka dihadapkan dalam beberapa pilihan. Misalnya ada orang yang kesulitan dalam memilih si A atau si B, karena kedua-duanya dicintainya. Dalam kasus seperti ini, islam menganjurkan kepada umatnya untuk melaksanakan shalat istikharah, minta petunjuk langsung dari Allah mana yang terbaik menurut-Nya. Karena yang terbaik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah, begitupun juga sebaliknya.
Hal ini dikarenakan segala sesuatu dalam kehidupan kita semua nya sangat bergantung pada kehendak Allah SWT. Hal ini seperti apa yang tertuang dalam Al – Qur’an Surah Al Qashash ayat 68-70. “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nya-lah segala puji di dunia dan di akhirat. Dan bagi-Nya-lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
Apa yang dimaksud dengan shalat istikharah?
Shalat istikharah adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika seseorang hendak memohon petunjuk kepada Allah, untuk menentukan keputusan yang benar ketika dihadapkan kepada beberapa pilihan keputusan. Sebelum datangnya Islam, masyarakat jahiliyah melakukan istikharah (menentukan pilihan) dengan azlam (undian). Setelah Islam datang, Allah melarang cara semacam ini dan diganti dengan shalat istikharah.
Dalil disyariatkannya shalat istikharah
Dari Jabir bin Abdillah RA, ia berkata: Rasulullah SAW mengajarkan istikharah kepada kami dalam segala urusan, semuanya, sebagaimana beliau mengajarkan sebuah surat dari Al-Qur’an, beliau bersabda. “Jika salah seorang diantara kamu mempunyai keinginan terhadap sesuatu, hendaklah ia melakukan shalat dua rakaat yang bukan fardhu, kemudian membaca doa. ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon yang terbaik kepada-Mu dengan wasilah ilmu-Mu dan memohon takdir kepada-Mu dengan wasilah qudrat-Mu. Dan aku memohon kepada-Mu sebagian dari karunia-Mu yang agung, sebab Engkau memiliki qudrat (kemampuan) sedangkan aku tidak memilikinya. Engkau mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkau adalah Dzat yang Maha Mengetahui segala yang gaib.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (dipersilahkan menyebutkan urusan dan hajatnya) adalah yang terbaik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku’. Atau ia berkata: ‘urusanku sekarang dan kemudian’ –‘ maka takdirkanlah untukku dan mudahkanlah untukku. Kemudian, berikanlah keberkahan kepadaku dalam urusan itu. Jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (dipersilahkan menyebutkan urusan dan hajatnya), adalah buruk untukku dalam agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku. Atau ia berkata: ‘urusanku sekarang dan kemudian’ – ‘maka palingkan ia dariku dan palingkan diriku darinya. Takdirkanlah yang terbaik untukku di mana pun ia berada, kemudian, jadikan diriku ridha kepadanya’”.
Tata cara shalat istikharah
Sholat istikharah ditujukan untuk memantapkan hati selepas membuat keputusan atau pun menentukan pilihan. Sholat ini bukan ditujukan untuk meminta diberi pilihan oleh Allah secara langsung. Dalam urusan ini, mayoritas ulama sepakat bahwa sholat istikharah bukanlah sholat untuk meminta petunjuk, melainkan hanya untuk memantapkan hati selepas membuat sebuah pilihan yang dirasa cukup sulit.
Hal ini perlu dipahami oleh beberapa kalangan umat muslim yang beranggapan bahwa setelah mengerjakan sholat istikharah langsung dapat petunjuk.
Sholat sunnah dua rakaat yang dimaksud dalam hal ini boleh berupa sholat sunnah seperti biasanya, berikut niat sholat istikharah :
Niat shalat istikharah
اُصَلِّ سُنَّةَ الْاِ سْتِخَارَةِ رَكْعَتَينِ لِلّٰهِ تَعَالٰى
Ushalli sunnatal istikhaarati rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
“Aku niat salat sunat istikharah 2 rakaat karena Allah ta’ala.”
Setelah sholat istikharah selesai dikerjakan, selanjutnya kita dianjurkan untuk membaca doa istikharah.
Doa sholat istikharah Arab
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى
“Allahumma inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim. Fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub.
Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amro khoiron lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu. Waqdur lial khoiro haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih”
Artinya dalam bahasa Indonesia
“Ya Allah, aku memohon petunjuk memilih yang baik dalam pengetahuan-Mu, aku mohon ditakdirkan yang baik dengan kodrat-Mu. Aku mengharapkan karunia-Mu yang besar, Engkau Maha Kuasa dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif, Engkau Maha Tahu dan aku adalah hamba-Mu yang jahil. Engkau Maha Mengetahui semua yang gaib dan yang tersembunyi.
Ya Allah, jika hal ini (…) dalam pengetahuan-Mu adalah baik bagiku, baik pada agamaku, baik pada kehidupanku sekarang dan masa datang. Takdirkanlah dan mudahkanlah bagiku kemudian berilah aku berkah daripadanya.
Tetapi jika dalam ilmu-Mu hal ini (…) akan membawa bencana bagiku dan bagi agamaku, membawa akibat dalam kehidupanku baik yang sekarang atau masa yang akan datang. Jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya. Semoga Engkau takdirkan aku pada yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”