Utang adalah sesuatu yang dipinjam. Seseorang atau badan usaha yang meminjam disebut debitur. Entitas yang memberikan utang disebut kreditur. Dalam hidup ini kadang kita mempunyai masalah ekonomi, sehingga dalam memenuhinya kita harus mencari pinjaman kepada orang lain atau bank.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya, sampai hutang itu dilunaskannya.”
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak menshalatkan laki-laki yang memiliki hutang. Lalu didatangkan mayit ke hadapannya. Beliau bersabda: “Apakah dia punya hutang?” Mereka menjawab: “Ya, dua dinar. Beliau bersabda,“Shalatlah untuk sahabat kalian.”
Jadi intinya bahwa hutang itu merupakan sebuah kewajiban dan harus dibayar sesegera mungkin. Nah agar kita lebih dipermudah oleh Allah dalam melunasi kewajiban hutang kita, kita dianjurkan untuk berdoa kepada-Nya. Adapun doanya adalah seperti di bawah ini:
اَللّٰهُمَّ اكْفِنِىْ بِجَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَاغْنِنِىْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Allaahummak finii bijalaalika ‘an haramika waghninii bifadhlika ‘amman siwaka.
“Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Perkayalah aku dengan kenikmatan-Mu (hingga aku tidak minta) kepada selain-Mu.”
اَللّٰهُمَّ اِنِّىْ اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ. وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ. وَضَلْعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.
Allaahumma innii a’uudzubika minal hammi walhazani wal’ajzi wal kasali wal bukhli wal jubni wadhal’iddaini waghalabatirrajaali.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hal (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, utang yang menyibukkan (pikiran dan mengacaukan hatiku) dan laki-laki yang menindas (ku).”