Membaca Surat Yaasiin 3 kali ketika malam nisfu sya’ban
Doa di bawah ini dibaca pada setiap malam nisfu sya’ban, yaitu tanggal 15 bulan sya’ban, yaitu tanggal 15 bulan sya’ban, setelah selesai shalat maghrib. Sebelum membaca doa ini terlebih dahulu membaca surat Yaasiin sebanyak 3 kali. Setelah pembacaan surat Yasiin yang pertama, hatinya memohon agar dipanjangkan umur dalam rangka beribadah kepada Allah, lalu membaca doa di bawah ini.
Kemudian membaca surat Yaasiin yang kedua, setelah selesai hatinya memohon agar diberi rezeki yang banyak dan halal sebagai bekal untuk beribadah kepada Allah, lalu membaca doa di bawah ini.
Setelah itu membaca surat Yaasiin yang ketiga, lalu hatinya memohon agar ditetapkan iman dan mati dalam keadaan beriman, lalu membaca doa di bawah.
Hadis Rasulullah tentang malam nisfu sya’ban
Semua ini dilakukan karena Rasulullah bersabda, “Allah mengangkat amal hamba-hamba-Nya seluruhnya pada bulan ini (sya’ban).” Pada malam ini, dua malaikat pencatat amal perbuatan manusia sehari-hari, Rakib dan Atid menyerahkan buku catatan amal tersebut kepada Allah dan selanjutnya ditukar dengan yang baru.
Dalam sebuah riwayat Ibn Ishak dari Anas bin Malik, Rasulullah saw pernah bersabda, “Wahai Humaira! Apa yang engkau lakukan pada malam ini? Malam ini adalah malam nisfu sya’ban. Pada malam ini Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung memberikan kebebasan dari api neraka bagaikan banyaknya bulu kambing Bani Kalb, kecuali (yang tidak akan dibebaskan) enam macam orang, yaitu: peminum khamr, orang yang suka mencaci maki kedua orang tuanya, orang yang membangun sarana perzinaan, orang yang suka menaikkan harga secara zalim, petugas cukai yang tak jujur dan tukang fitnah.
Doa nisfu sya’ban
اَللّٰهُمَّ يَاذَاالْمَنِّ وَلاَيَمُنُّ عَلَيْكَ يَاذَاالْجَلاَلِ وَالْاِ كْرَامِ يَاذَاالطَّوْلِ وَالْاِ نْعَامِ لاَاِلٰهَ اِلاَّاَنْتَ ظَهْرَالاَّ جِيْنَ وَجَارَالْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَاَمَانَ الْخَاءِفِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اِنْكُنْتَ كَتَبْتَنِىْ عِنْدَكَ فِىْ اُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّااَوْمَحْرُوْمًااَوْمَطْرُوْدًااَوْمُقَتَّرًاعَلَىَّ فِى الْرِّزْقِ فَامْحُ اللّٰهُمَّ بِفَضْلِكَ فِى اُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِى وَحِرْمَانِى وَطَرْدِىْ وَاِقْتَارَرِزْقِىْ وَاَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِىْ اُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًامَرْزُوْقً مُوَفَّقًالِلْخَيْرَاتِ فَاِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فٖى كِتَابِكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُوْاللّٰهُ مَايَشَاءُوَيُثْبِتُ عِنْدَهُ اُمُّ الْكِتَابِ اِلٰهِىْ بِالتَّجَلِّى الْاَ عْظَمِ فِى لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِشَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِىْ يُفْرَقُ فِيْهَاكُلُّ اَمْرٍحَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّىْ مِنَ الْبَلاَءِمَااَعْلَمُ وَمَالاَاَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allaahumma yaa dzal manni walaa yumannu ‘alaika yaa dzal jalaali wal ikraami yaa dzat thauli wal in’aami laa ilaaha illaa anta dhahrallaa jiin wa jaaral mustajiiriina wa amaanal khaa-ifiina.
Allaahumma inkunta katabtanii ‘indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan au mahruuman au mathruudan au muqattaran ‘alayya fir rizqi famhullaahumma bifadhlika fii ummil kitaabi syaqaa watii wa hirmaani wa thardii wa iqtaara rizqii wa atsbitnii ‘indaka fii ummil kitaabi sa’iidan marzuuqan muwaffaqan lilkhairaati fainnaka qulta wa qaulukal haqqu fii kitaabikal munazzali ‘ala nabiyyikal mursali yamhullaahu maa yasyaa-u wa yutsbiitu ‘indahu ummul kitaabi ilaahii bittajallil a’dhami fii lailatin nishfi min shahri sya’baanal mukarramil latii yufraqu fiihaa kullu amrin hakiimin wa yubramu ishrif ‘annii minal balaa-i maa a’lamu wamaa laa a’lamu wa anta ‘allamul ghuyyuubi birahmatika yaa arhamar raahimiina.
“Wahai Allah! wahai pemilim karunia, dan tak ada yang dapat memberi karunia kepada Engkau. Wahai pemilik kebesaran dan kemuliaan, wahai Pemilik anugerah dan kenikmatan. Tidak ada Tuhan selain Engkau, tempat bersandar bagi orang yang butuh pertolongan, tempat berlindung bagi orang yang butuh perlindungan, dan tempat yang aman bagi orang-orang yang takut.
Wahai Allah! jika Engkau telah tulis aku di dalam buku induk yang ada pada Engkau sebagai orang yang sengsara, bernasib buruk, tersingkir, dan disempitkan rezekiku, maka berkat kemurahan Engkau wahai Allah, hapuskanlah dari buku induk kesengsaraanku, keburukan nasibku, ketersingkiranku, dan kesempitan rezekiku, dan tetapkanlah aku dalam buku induk Engkau sebagai orang yang bahagia, diberi rezeki, diberi petunjuk kepada kebaikan.
Karena sesungguhnya Engkau telah berkata, dan perkataan Engkau adalah benar, di dalam kitab Engkau yang Kau turunkan kepada Nabi Engkau yang kau utus, yaitu: Allah akan menghapus apa saja yang ia kehendaki dan menetapkannya. Di sisi Allah lah buku induk.
Tuhanku! Dengan keagungan-Mu yang paling besar pada malam nisfu sya’ban yang mulia ini, yang pada malam itu setiap perkara yang pasti dibedakan dan ditetapkan, jauhilah aku dari bala, yang kuketahui dan yang tak kuketahui, sedangkan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib, berkat rahmat Engkau, wahai Dzat yang paling pengasih diantara para pengasih.”