Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Nikmat berarti merasa puas; senang: Nikmat berarti pemberian atau karunia (dari allah): allah telah memberi nikmat kepada manusia.
Menurut Ibnul Qayyim bahwa Nikmat itu ada dua, nikmat muthlaqoh (mutlak) dan (nikmat) muqoyyadah (nisbi). Nikmat muthlaqoh adalah nikmat yang mengantarkan kepada kebahagiaan yang abadi, yaitu nikmat Islam dan Sunnah. Nikmat inilah yang diperintahkan oleh Allah kepada kita untuk memintanya dalam doa kita, agar Allah menunjukkan kepada kita jalan orang-orang yang Allah karuniakan nikmat itu padanya.
Nikmat Allah yang hakiki itu tidak lain dan tidak bukan adalah ketika Allah Ta’ala memberikan hidayah kepada kita sehingga kita dapat mengenal Islam dan Sunnah serta mengamalkannya. Kita dapat mengenal tauhid, kemudian mengamalkannya dan dapat membedakan dari lawannya, yaitu syirik, untuk menjauhinya. Kita dapat mengenal dan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, dan dapat membedakan dan menjauhi lawannya, yaitu bid’ah. Kita pun dapat mengenal dan membedakan, mana yang termasuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, dan manakah yang maksiat.
Dan doa memohohon perlindungan kepada Allah agar nikmat tidak dicabut adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنِّىْ اَعُوْذُبِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ
Allaahumma innii a’uudzubika min zawaali ni’matika wa tahawwuli ‘aafiyatika wa faj-ati niqmatika wa jamii’i sakhatika.
“Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari hilangnya nikmat yang Engkau berikan, berubahnya kesehatan yang Engkau karuniai, siksaan Engkau yang datang tiba-tiba, dan segenap murka Engkau.”