Hujan merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan sekali oleh makhluk, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Ketika hujan tidak turun dalama waktu yang lama akan menimbulkan kekeringan, dan juga bahkan kematian.
Agama islam menganjurkan kepada umatnya untuk berdoa kepada Allah, baik di saat membutuhkan hujan, saat hujan turun, dan setelah hujan. Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim melalui Zaid ibnu Khalid Al Juhani r.a. yang menceritakan:
Rasulullah saw melakukan salat subuh bersama kami di udaibiyah sehabis hujan pada malam harinya. Setelah beliau salat, lalu menghadapkan diri ke arah orang-orang, lalu bersabda, “Tahukah kalian apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?”
Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Beliau bersabda, “Allah telah berfirman, ‘Di pagi hari ini ada sebagian hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan:
مُطِرْنَابِفَضْلِ اللّٰهِ وَرَحْمَتِهٖ
“Kami telah diberi hujan berkat kemurahan Allah dan rahmat-Nya,’ maka yang demikian adalah orang yang beriman kepada-Ku, kafir kepada bintang-bintang. Adapun orang yang mengatakan:
مُطِرْنَابِنَوْءِكَذَاوَكَذَا
‘Kami telah diberi hujan oleh bintang ini dan bintang itu,” maka yang demikian itu adalah orang yang kafir kepada-Ku, beriman kepada bintang-bintang.”
Al Hudaibiyah, nama tempat yang terkenal, yaitu sebuah sumur (mata aor) yang terletak di dekat kota Mekah, jaraknya kurang dari satu marhalah.
Ulama mengatakan, jika seorang muslim mengatakan, “Kami diberi hujan oleh bintang anu,” makna yang dimaksud adalah bintang itulah yang mengadakan hujan dan yang menurunkannya, maka pelakunya murtad tanpa diragukan lagi.
Jika ia mengatakannya dengan maksud menyebut alamat hujan, dengan pengertian jika bintang itu ada, maka hujan akan turun, tetapi yang menurunkannya adalah Allah swt. Dialah yang menciptakannya, maka pelakunya tidak kafir. Disunahkan bersyukur atas nikmat turunnya hujan.