Keajaiban Membaca Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir

Keajaiban Membaca Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir

Subhanallah adalah frasa dalam bahasa Arab yang sering diterjemahkan menjadi “Maha suci Allah”. Subhanallah merupakan kalimat tasbih yang disunnahkan membacanya ketika selesai salat wajib.

Tahmid adalah istilah untuk frasa Arab Alḥamdulillāh yang berarti “Pujian itu hanya untuk Allah”, merupakan ungkapan atas rasa syukur seorang muslim atas karunia Allah.

Tahlil adalah bacaan kalimat tauhid, yaitu kalimat Lā ilāha illa l-Lāh (Tiada tuhan selain Allah). Kalimat tahlil ini bagian dari kalimat syahadat, yang merupakan asas dari lima rukun Islam, juga sebagai inti dan seluruh landasan ajaran Islam. Kalimat bacaan ini termasuk zikir dan menurut syariat Islam memiliki nilai terbesar dan paling utama.

Takbir adalah istilah untuk frase Arab Allahu Akbar (Allah Maha Besar), artinya ialah Allah Maha Besar/Agung. Seruan ini dikumandangkan oleh umat Muslim untuk memuliakan nama Tuhan atau asma Allah. Sesuai dengan maknanya, Akbar-nya Allah sudah ada pada sifat Pencipta, Pemelihara/Pendidik dan Penghancur (Rububiyah QS:1/2) juga pada Kekuasaan (Mulkiyah QS: 1/4) serta pada Ilahiyah–Yang Diabdi (QS: 1/5) Allah yang terlaksana pada alam semesta.

Dzikir

Ada keterangan atau dalil yang menjelaskan mengenai keutamaan atau keistimewaan membaca takbir, tasbih, tahmid dan tahlil.

عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَرَضِىَ اللّٰهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَالَ: لاَاِلٰهَ اِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ, وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍقَدِيْرٌفِىْيَوْمٍ مِأَةَمَرَّةٍكَانَتْ لَهُ عَدْلُ عَشَرَرِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِءَةُحَسَنَةٍوَمُحِيْتَ عَنْهُ مِءَةُسَيِّءَةٍ, وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًامِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذٰلِكَ حَتَّ يَمْسِىْ وَلَمْ يَأْتِ اَحَدٌاَفْضَلُ مِمَّ جَاءَبِهِ اِلاَّاَحَدَعَمَلَ اَكْثَرَمِنْ ذٰلِكَ

‘An abii hurairata rhadiyallaahu ‘anhu anna rasuulallaahu ‘alaihi wasallama qaala: man qaala: Laa ilaaha illallaahu wahdahulaa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai in qadiirun fii yaumin miata marratin kaanat lahu ‘adlu ‘asyara riqaabin wakutibat lahu miatu hasanatin wamuhiita ‘anhu miatu sayyiatin, wakaanat lahu hirzan minas syaithooni yaumahu dzaalika hatta yamsii walam ya’ti ahadun afdhalu mimma jaa a bihi illaa ahada ‘amala aktsara min dzaalika.

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca: ‘iada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan, Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu,’ dalam sehari seratus kali, maka sama dengan memerdekakan budak (dari keturunan Nabi Ismail), ditulis baginya seratus kebaikan dan seratus kejelekan dihapus. Ia sebagai tameng dari setan pada hari itu hingga waktu sore. Dan tidak ada seorang pun yang lebih baik daripadanya, kecuali seseorang yang melakukannya lebih banyak.” HR Bukhari