Pengertian shalat tarawih adalah shalat sunat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadhan. Shalat tarawih adalah shalat malam yang dikerjakan pada bulan ramadhan. Shalat ini hukumnya sunah muakkad, boleh dikerjakan sendirian ataupun berjamaah. Shalat tarawih ini dilakukan sesudah shalat isya sampai waktu fajar. Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat mengenai panduan tata cara dan bacaan shalat tarawih.
Pada masa Nabi Muhammad shalat tarawih hanya dilakukan tiga atau empat kali saja, tanpa ada satu pun keterangan yang menyebutkan jumlah raka’atnya. Kemudian shalat tarawih berjamaah dihentikan, karena ada kekhawatiran akan diwajibkan. Barulah pada zaman khalifah Umar shalat tarawih dihidupkan kembali dengan berjamaah, dengan jumlah 20 raka’at dilanjutkan dengan 3 raka’at witir.
Sejak saat itu umat Islam di seluruh dunia menjalankan shalat tarawih tiap malam-malam bulan Ramadhan dengan 20 raka’at. Empat mazhab yang berbeda, yaitu mazhab Al-Hanafiyah (8 rakaat), Al-Malikiyah (sebagian 8 atau 20 rakaat) , Asy-Syafi’iyah (20 rakaat) serta Al-Hanabilah (sebagian 8 atau 20 rakaat). Sedangkan Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah dari Bani Umayyah di Damaskus menjalankan shalat tarawih dengan 36 raka’at. Dan Ibnu Taimiyah menjalankan 40 raka’at.
Niat shalat ini, sebagaimana juga shalat-shalat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan ridho-Nya.
Hadits Tentang Keutamaan Shalat Tarawih
Dari Jabir bin Abdullah radyillahu ‘anhum, ia berkata: Rasulullah pernah salat bersama kami di bulan Ramadhan (sebanyak) delapan raka’at dan witir (satu raka’at). Maka pada hari berikutnya kami berkumpul di masjid dan mengharap dia keluar (untuk salat), tetapi tidak keluar hingga masuk waktu pagi. Kemudian kami masuk kepadanya, lalu kami berkata: Ya Rasulullah ! Tadi malam kami telah berkumpul di masjid dan kami harapkan engkau mau salat bersama kami. Maka sabdanya “Sesungguhnya aku khawatir (salat itu) akan diwajibkan atas kamu sekalian”.(Hadits Riwayat Thabrani dan Ibnu Nashr)
Tata Cara Mengerjakan Shalat Tarawih
Bacaan niat shalat tarawih
اُصَلِّ سُنَّتَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالٰى اَللّٰهُ اَكْبَرْ
Ushalli sunnatat taraawihi rak’ataini lillaahi ta’aalaa, Allaahu akbar.
“Saya niat shalat tarawih 2 rakaat (kalau menjadi makmum ditambahin makmuman, kalau jadi imam ditambahin imaman) karena Allah ta’ala. Allahu akbar.”
Setelah shalat isya, bilal dan makmum bersama-sama membaca :
“Subhaanal malikil ma’buudi subhaanal malikil maujuudi subhaanal malikil hayyilladzii laa yanaamu walaa yamuutu. Wa laa yapuutu Abadan subbuuhun qudduusun robbunaa warobbulmalaaikati warruuhi. Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru walaa haula walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil adziimi.”
“Maha suci Tuhan yang memiliki (alam) dan yang disembah, Maha Suci Allah yang memiliki (alam) lagi ada, Maha Suci Allah yang memiliki lagi hidup dan tidak mati (selama-lamanya) dan tidak hilang selama-lamanya. Maha Suci, Maha Qudus, Tuhan kami dan Tuhan semua malaikat dan ruh, Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah. Dan tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah maha besar, dan tidak ada daya dan upaya, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah, Tuhan yang Maha Tinggi lagi Agung.”
Setelah itu bilal membaca shalawat : Allaahumma solli ‘alaa sayyidina Muhammad. “Ya Allah karuniakanlah kesejahteraan atas junjungan kita Nabi Muhammad”
Dijawab oleh para jamaah : Allaahumma solli wasallim alaih. “Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atasnya (Muhammad).
Bilal membaca shalawat lagi : Allaahumma solli ‘alaa sayyidinaa wamaulanaa Muhammad. “Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan atas junjungan kita dan pemimpin kita Nabi Muhammad.”
Dijawab oleh para jamaah Allaahumma solli wasallim ‘alaih. “Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atasnya (Muhammad)”
Bilal membaca shalawat lagi Allaahumma solli ‘alaa sayyidina wanabiyyina wahabiibiinaa wasafii’inaa wadzuhrinaa wamaulaana Muhammad. “Ya Allah, karuniakanlah kesejahteraan atas junjungan kita, Nabi kita, kekasih kita, dan yang memberi syafaat kepada kita (kelak), dan pertaruhan kita dan pemimpin kita Nabi Muhammad.”
Dijawab oleh para jamaah : Allaahumma solli wasallim ‘alaih. “Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atasnya (Muhammad)”
Setelah dijawab oleh para jamaah , bilal mengucapkan : Assolaatut taroowiihi rohimakumullaah. “kerjakanlah shalat tarawih, semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kamu sekalian.”
Setelah salam pada dua rakaat pertama, bilal bersama jamaah bersama mengucapkan :
Fadlan minallaahi mani’mah wamagfirotan warohmatan laailaaha illallaahu wahdahulaa sariikalahu lahulmulku walahulhamdu yuhyii wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli saein qodiir.
“Kemurahan Allah dan nikmat-Nya dan ampunan serta rahmat-Nya semoga dilimpahkan kepada kita, tidak ada Tuhan melainkan Allah. Ia Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala puji, Zat yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia atas segala sesuatu-Nya Maha Kuasa.”
Kemudian bilal membaca sholawat tersebut diatas, dan dijawab oleh jamaah Allaahumma solli wasallim ‘alaih.
Selesai salam pada rakaat keempat, bilal bersama para jamaah membaca subhaanal malikil qudduus……….. sampai akhir. Lalu membaca sholawat dan dijawab para jamaah Allaahumma solli wasallim ‘alaih.
Lalu bilal berkata : albadrul muniiru sayyidunaa Muhammadun solluu ‘alaih. “Bulan purnama yang bersinar-sinar, junjungan kita Nabi Muhammad, bersholawatlah kamu semua atasnya.
Selesai rakaat keenam, bilal mengucapkan. “Fadlan minallaahi mani’mah wamagfirotan warohmatan laailaaha illallaahu wahdahulaa sariikalahu lahulmulku walahulhamdu yuhyii wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli saein qodiir.
Selesai rakaat kedelapan bilal bersama para jamaah membaca subhaanal malikil qudduus……….. sampai akhir. lalu membaca sholawat. Kemudian bilal mengucapkan al kholiifatul ulaa amiirul mukminin sayyidina abu bakrin assiddiqi. “Khalifah yang pertama amirul mukminin Abu Bakar Ash Shiddiq”, dan dijawab jamaah rodiyallaahu ‘anhu
Pada rakaat kedua belas sesudah doa, bilal mengucapkan : al kholiifatuts-tsaaniyatu amiirul mu’miniina sayyiduna ‘umarobnul khottob. Khalifah yang kedua amirul mukminin penghulu kami Umar bin Khatthab”, dan dijawab jamaah rodiyallaahu ‘anhu.
Demikianlah dikerjakan pembacaan dalam tarawih, tiap selesai rakaat keempat, kedelapan, keduabelas, keenam belas, dan kedua puluh bacalah. Subhaanal malikil ma’buud…………….. shalawat-shalawat diatas dipimpin oleh bilal dan diikuti oleh jamaah.
Pada rakaat keenam, kesepuluh, keempat belas, dan kedelapan belas, hendaknya sehabis salam membaca. Fadlan minallaahi mani’mah wamagfirotan warohmatan laailaaha illallaahu wahdahulaa sariikalahu lahulmulku walahulhamdu yuhyii wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli saein qodiir.
Selesai rakaat keenam belas, bilal mengucapkan :
Alkholiifatuts-tsaalitsatu amirul mu’miniina sayyiduna utsmaanubnu affan. “Khalifah yang ketiga amirul mukminin penghulu kami Utsman bin Affan.” Dijawab oleh jamaah rodiyallaahu ‘anhu.
Kemudian pada rakaat kedua puluh selesai salam, bilal mengucapkan alkholiifaturrobi’atu amirul mu’minina sayyiduna ‘aliyyubnu abii toolib. “Khalifah yang keempat amirul mukminin penghulu kami Ali Ibnu Abi Thalib.” Dijawab jamaah rodiyallaahu ‘anhu
Selesai shalat tarawih dilanjutkan dengan shalat witir.