Bila ada keluarga atau saudara yang meninggal ditempat yang jauh, maka kita juga disunahkan untuk melakukan shalat ghaib atas mayat tersebut. Walaupun sudah lewat dari seminggu atau lebih. Shalat ghaib itu adalah sah sebagaimana shalat jenazah biasa. Inilah penjelasan pengertian syarat niat tata cara shalat ghaib.
Pengertian shalat ghaib adalah menshalatkan mayit yang tidak berada di hadapan orang yang menshalatkan, baik mayit tersebut berada di desa bertetangga maupun di negeri lain. Dalam hadits Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melaksanakan shalat ghaib.
Meskipun shalat ghaib adalah sah tetapi terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakasanakannya, misalnya sulit mengahadiri jenazah secara langsung. Jadi apabila memang sulit hadir meskipun masih dalam satu kota, misalnya kota besar, maka shalat ghaib sah dilaksanakan. Namun apabila tidak sulit, meskipun mayit di luar batas kota namun masih relatif dekat, maka tidak sah. Karena di luar batas kota seperti itu sama artinya dengan di dalam kota. Yang dimaksud dengan dekat adalah jarak dimana teriakan minta tolong masih terdengar.
Cara menshalati mayit yang ghaib (tidak ada ditempat orang yang menyhalatinya) sama dengan menshalati mayit yang ada dihadapan orang yang menshalatinya. Oleh karena itu, ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai mengabarkan kematian Najasy kepada para Shahabat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh mereka untuk berangkat menuju mushalla (tanah lapang tempat shalat-red) .Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatur shaf (barisan) mereka dan memimpin shalat dengan empat kali takbir sebagaimana menshalati mayit yang ada dihadapan orang-orang yang menyhalatinya. Cara mengerjakannya sama saja dengan shalat jenazah biasa, hanya niatnya saja yang berbeda, yakni :
Niat Shalat Ghaib
اُصَلِّ عَلٰى مَيِّتِ (فُلاَنٍ) اَلْغَاءِبِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَتِ لِلّٰهِ تَعَالٰى. اَللّٰهُ اَكْبَرْ
Ushalli ‘alaa mayyiti (fulan) al ghaaibi arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati lillaahi ta’ala, Allaahu akbar. (Saya niat shalat atas mayat (sebutkan nama) ghaib empat takbir fardhu kifayah karena Allah ta’ala. Allaahu akbar)
Atau Ushalli ‘alaa mayyitil ghaaibii arba’a takbiraatin fardhal kifaayati (ma’muuman/imaaman) lillaahi ta’ala. Allahu akbar (Saya niat shalat atas mayat ghaib empat takbir fardhu kifayah (makmuman/imaman) karena Allah ta’ala. Allaahu akbar)