Yang dimaksud Shalat taubat adalah shalat yang dikerjakan sebagai cara taubat setelah melakukan dosa atau merasa telah berbuat dosa. Shalat taubat merupakan ungkapan penyesalan seseorang atas segala perbuatan salah dan dosa yang telah dilakukan. Serta sebagai pernyataan bahwa dirinya akan kembali taat kepada Allah, dan menjauhi perbuatan dosa. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai shalat taubat nasuha, lengkap dengan tata cara, waktu dan doanya.
Tata Cara Melaksanakan Shalat Taubat Nasuha
Cara mengerjakan shalat taubat sama dengan shalat fardu, baik bacaan maupun gerakannya. Yang membedakan hanyalah niatnya. Adapun urutannya ialah sebagai berikut:
- Niat Sholat Taubat Nasuha
- Takbirotul Ihram
- Membaca doa Istiftah/iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat dari Alquran
- Rukuk
- I’tidal (Membaca doa i’tidal)
- Sujud (Membaca tasbih sujud tiga kali)
- Duduk di antara dua sujud (Membaca doa ‘Robbighfirlii warhamnii…’)
- Sujud kedua (Membaca tasbih sujud tiga kali)
- Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas.
- Tasyahud akhir (Membaca bacaan tasyahud akhir)
- Salam
- Berdoa mohon ampunan
Waktu Untuk Melakukan Shalat Taubat Nasuha
Para ulama memberikan saran agar shalat taubat nasuha dilakukanpada malam hari. Shalat taubat nasuha sebaiknya dikerjakan secara munfarid atau sendirian. Tata cara shalat taubat nasuha sama seperti shalat sunah lainnya. Shalat taubat nasuha dilakukan dua rakaat dengan sekali salam.
Niat Shalat Taubat Tulisan Arab, Latin dan Artinya
اُصَلِّ سُنَّةَ التَّوْبَةِرَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالٰى اَللّٰهُ اَكْبَرْ
Ushalli sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar
“Saya niat shalat sunah taubat dua rakaat karena Allah ta’ala. Allahu akbar”
Jika menjadi makmum, maka setelah kata rak’ataini ditambah dengan kata ma’muuman (mengikuti imam). Dan bila sebagai imam ditambah dengan kata imaaman (menjadi imam).
Surat Yang Dibaca Pada Rakaat Pertama
Surat yang dibaca pada shalat taubat boleh apa saja. Akan tetapi sebaiknya dibaca pada rakaat pertama setelah surat Al Fatihah membaca surat An Nisaa ayat 64 yang berbunyi:
وَمَااَرْسَلْنَامِنْ رَسُوْلٍ اِلاَّلِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ. وَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْظَلَمُ اَنْفُسَهُمْ جَاءُوْكَ فَاسْتَغِفَرُوْااللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَلَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوْااللّٰهَ تَوَّابًارَحِيْمًا
Wama arsalnaa min rasuulin illaa liyuthaa’a bi-idznillaahi., Walau annahum idz dhalamu anfusahum jaa-uuka fastaghfarullaaha wastaghfara lahumur rasuulu lawajadullaaha tawwaaban rahiiman.
“Dan kami tidak mengutus seorang rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Sesungguhnya, ketika menganiaya diri sendiri, datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah. Dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, pasti mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Setelah itu membaca Istighfar
اَسْتَغْفِرُاللّٰهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullaahal ‘adhiima.
“Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung.” 3x
لاَاِلٰهَ اِلاَّاَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ عَمِلْتُ سُوْءًوَظَلَمْتُ نَفْسِىْ فَاغْفِرْلٖى اِنَّكَ اَنْتَ خَيْرُالْغَافِرِيْنَ
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka wabihamdika ‘amiltu suu-an wa dhalamtu nafsii faghfirlii innaka anta khairul ghaafiriina.
“Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan dengan memuji Engkau aku (mengaku) telah berbuat kejahatan (dosa), dan aku telah menganiaya diriku. Oleh karena itu maka ampunilah aku, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pengampun.”
لاَاِلٰهَ اِلاَّاَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ عَمِلْتُ سُوْءًوَظَلَمْتُ نَفْسِىْ فَارْحَمْنِىْ اِنَّكَ اَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka wabihamdika ‘amiltu suu-an wa dhalamtu nafsii farhamnii innaka anta khairur raahimiina.
“Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan dengan memuji Engkau aku (mengaku) telah berbuat kejahatan (dosa), dan aku telah menganiaya diriku. Oleh karena itu, kasihinilah aku, karena Engkaulah sebaik-baik pengasih.”
لاَاِلٰهَ اِلاَّاَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ عَمِلْتُ سُوْءًوَظَلَمْتُ نَفْسِىْ فَتُبْ عَلَىَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka wabihamdika ‘amiltu suu-an wa dhalamtu nafsii, fatub ‘alayya innaka antat tawwabur rahiimu.
“Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan dengan memuji Engkau aku (mengaku) telah berbuat kejahatan (dosa), dan aku telah menganiaya diriku. Oleh karena itu terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
رَبَّنَاظَلَمْنَااَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَاوَتَرْحَمْنَالَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Rabbanaa dhalamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa watar hamnaa lanakuu nanna minal khaasiriina.
“Wahai Tuhan kami. Kemai telah menganiaya diri kami, jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, pasti kami termasuk orang-orang yang rugi.”
Setelah itu membaca basmalah dan surat Al Kaafiruun.
Surat Yang Dibaca Pada Rakaat Kedua
Pada rakaat kedua sesudah baca Al Fatihah, dibaca seperti pada rakaat pertama. Perbedaannya hanyalah pada surat yang terakhir, yaitu surat Al Kaafiruun dirubah dengan surat Al Ikhlas.
Setelah selesai melakukan shalat taubat nasuha lalu berdoa kepada Allah. Dan doanya adalah seperti yang dibawah ini:
Bacaan Doa Shalat Taubat Nasuha Lengkap Arab dan Latin
اِلٰهِىْ عَبْدُكَ الْاٰ بِقُ رَجَعَ اِلٰى بَابِكَ. عَبْدُكَ الْعَاصِىْ رَجَعَ اِلَى الصُّلْحِ. عَبْدُكَ الْمُذْنِبِ اَتَاكَ بِالْعُذْرِفَاعْفُ عَنِّىْ بِجُوْدِكَ وَتَقَبَّلْ مِنِّىْ بِفَضْلِكَ وَانْظُرْاِلَىَّ بِرَحْمَتِكَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِىْ مَاسَلَفَ مِنَ الذُّنُوْبِ وَاعْصِمْنِىْ فِيْمَابَقِىَ مِنَ الْاَ جَلِ فَاِنَّ الْخَيْرَكُلَّهُ بِيَدِكَ وَاَنْتَ بِنَارَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Ilaahii ‘abdukal aabiqu raja’a ilaa baabika, ‘abdukal ‘aashii raja’a ilash shulhi. ‘abdukal mudznibu ataaka bil’udzri fa’fu ‘anniii bijuudika wa taqabbal minnii bifadhlika wan dhur ilayya birahmatika. Allaahummagh firlii maa salafa minadz dzunuubi wa’shimnii fiimaa baqiya minal ajali fainnal khaira kullaahu biyadika wa anta binaa ra-uufur rahiimun.
“Tuhanku, Hamba-Mu yang melarikan diri telah kembali ke pintu-Mu. Hamba-Mu yang telah berbuat maksiat telah kembali kepada perbaikan. Hamba-Mu yang berdosa telah datang kepada-Mu memohon maaf. Oleh karena itu maafkanlah aku dengan kemurahan-Mu, terimalah permohonanku dengan keutamaan-Mu, dan pandanglah aku dengan rahmat-Mu. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lampau, dan peliharalah sisa-sisa umurku, karena sesungguhnya semua kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu dan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang terhadap kami.”
Demikianlah penjelasan singkat mengenai shalat taubat nasuha, lengkap dengan tata cara, waktu dan doanya. Semoga ada manfaatnya untuk kita semua.