Tidur adalah keadaan istirahat alami pada berbagai binatang menyusui, burung, ikan, dan binatang tidak bertulang belakang seperti lalat buah Drosophila. Pada manusia dan banyak spesies lainnya, tidur penting untuk kesehatan.
Tanda tanda kehidupan seperti kesadaran, puls, dan frekuensi pernapasan mengalami perubahan. Dalam tidur normal biasanya fungsi saraf motorik juga saraf sensorik untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan diblokade, sehingga pada saat tidur cenderung tidak bergerak dan daya tanggap pun berkurang.
Fase peralihan dari sadar ke tidur disebut sebagai pradormitium dan fase peralihan dari tidur kembali ke sadar disebut sebagai postdormitium. Di dalam ilmu kedokteran ilmu yang mempelajari gangguan tidur disebut sebagai somnologie.
Manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Tidur bukan saja karena kelelahan tetapi juga karena kebiasaan dan pola hidup. Faktor keamanan harus dibangun untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kriminalitas ketika kita sedang tidur. Untuk itu selalu periksa keamanan rumah sebelum tidur. Diriwayatkan melalui Abu hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:
Setan membuat ikatan sebanyak tiga kali pada tengkuk kepala seseorang di antara kalian bila ia tidur. Pada tiap ikatan setan memukulnya seraya mengatakan, “Engkau akan menjalani malam yang panjang, tidurlah (dengan nyenyak)!” Apabila ia terbangun dan mengingat Allah swt, maka terbukalah satu ikatannya. Bila ia berwudhu, maka terbuka pula satu ikatan lagi. Dan bila ia shalat, maka terbukalah semua ikatannya, hingga di pagi harinya ia bersemangat dan penuh kesegaran. Tetapi jika tidak demikian, maka di pagi harinya ia menjadi lesu dan malas.
Diriwayatkan dalam kitab Shahih Bukhari melalui Hudzaifah ibnul Yaman r.a, dan Abu dzar r.a. keduanya menceritakan hadist berikut:
كَانَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَااَوٰىاِلٰى فِرَاشِهِ قَالَ: بِاسْمِكَ اللّٰهُمَّ اَحْيَاوَاَمُوْتُ, وَاِذَااسْتَيْقَنَظَ قَالَ: اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى اَحْيَانَابَعْدَمَااَمَاتَنَاوَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Kaana rasuulullaahi shallallaahu ‘alaihi wasallama idzaa awaa ilaa firaashihi qaala: bismikallaahumma ahyaa wa amuutu. Wa idzas taiqanadha qaala: alhamdulillaahilladzii ahyaana ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuuru.
Apabila beristirahat di peraduannya, Rasulullah saw selalu mengucapkan doa, “Dengan menyebut asma-Mu, Ya Allah, aku hidup dan mati.” Dan apabila ia terbangun dari tidurnya mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya lah (kami) dikembalikan.”
Diriwayatkan dalam kitab Ibnus Sinni dengan sanad yang sahih melalui Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw pernah bersabda:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ فُلاَنَ بِنْ فُلاَنْ فِىْ ذِمَّتِكَ وَحَبْلِ جِوَارِكَ فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَاَنْتَ اَهْلُ الْوَفَاءِوَالْحَقِّ فَاغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ اِنَّكَ اَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Idzas taiqanadha ahadukum falyaqul: Alhamdulillaahilladzii radda ‘alayya ruuhii, wa’aafaanii fii jasadii wa adzina lii bidzikrihi.
Apabila seseorang dari kalian terbangun, hendaklah mengatakan, “Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan rohku kepadaku, memberikan kesehatan pada tubuhku, dan memperkenankan diriku untuk berdzikir kepada-Nya.”