Ruku’ atau Rukuk merujuk kepada gerakan membungkuk dan diikuti dengan membaca bacaan zikir di dalam salat. Rukuk merupakan rukun salat yang apabila ditinggalkan baik sengaja ataupun tidak ketika salat maka salatnya batal. Jika terlupa melakukan Ruku’ di dalam Salat maka pelaku diwajibkan menambah roka’at dan sujud sahwi ketika mengingatnya. Dalam bahasa Indonesia pengertian rukuk adalah “sikap membungkuk pada waktu salat, dengan tangan ditekankan di lutut sehingga punggung dan kepala sama rata”
I’tidal ialah gerakan shalat yg dilakukan setelah rukuk dengan berdiri secara tegak dan mengangkat kedua belah tangan anda setentang dengan telinga. Gerakan i’tidal ini dilakukan di setiap raka’at dan dikerjakan di semua shalat baik shalat wajib maupun shalat sunah lainnya. Ketika seseorang mengangkat kepala dari rukuk hendaknya mengucapkan doa berikut ini:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami’allaahu liman hamidah. (Allah mendengar akan sesiapa yang memuji-Nya)
Seandainya seseorang mengucapkan:
مَنْ حَمِدَاللّٰهَ سَمِعَ لَهُ
Man hamidallaaha sami’a lahu. (Barangsiapa memuji kepada Allah, niscaya Dia mendengarnya)
Hal ini diperbolehkan menurut ketetapan Imam Syafii di dalam kitab al Umm. Apabila seseorang berdiri tegak dalam i’tidalnya, hendaknya ia mengucapkan doa berikut:
رَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ حَمْدًاكَثِيْرًاطَيِّبًامُبَارَكًافِيْهِ, مِلْءَالسَّمٰوَاتِ, وَمِلْءَالْاَ رْضِ, وَمِلْءَمَابَيْنَهُمَا, وَمِلْءَمَاشِءْتَ مِنْ شَيْءٍبَعْدُ, اَهْلَ الشَّنَاءِوَالْمَجْدِ, اَحَقُّ مَاقَالَ الْعَبْدُ, وَكُلُّنَالَكَ عَبْدٌ, لاَمَانِعَ لِمَااَعْطَيْتَ, وَلاَمُعْطِىَ لِمَامَنَعْتَ, وَلاَيَنْفَعُ ذَاالْجَدِّمِنْكَ الْجَدُّ
Rabbanaa lakal hamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi, mil assamaawaati wamil ardhi, wamil amaa bainahumaa wamil amaa syi’ta min syai in ba’du ahlasy syanaa i wal majdi, ahaqqu maa qaalal ‘abdu, wakullunaa laka ‘abdun laa maani’a limaa a’thaita, walaa mu’thiya lima mana’ta, walaa yanfa’u dzaljaddi minkal jaddu.
“Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji dengan pujian yang banyak, baik lagi diberkahi di dalamnya, yaitu pujian sepenuh langit, sepenuh bumi, sepenuh apa yang ada diantara keduanya dan sepenuh segala sesuatu yang Engkau kehendaki sesudahnya, wahai Tuhan yang berhak dipuji dan diagungkan. Itulah perkataan yang paling haq yang diucapkan oleh seorang hamba, kami semua adalah hamba-Mu. Tiada seorangpun yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tiada seorangpun yang dapat memberi apa yang Engkau cegah, serta tiada memberi manfaat keagungan orang yang memiliki keagungan terhadap-Mu.”