Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.
Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim melalui Anas r.a. yang menceritakan:
Seorang lelaki masuk ke dalam masjid pada hari jumat ketika Rasulullah saw sedang berdiri dalam khotbahnya, lalu lelaki itu berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda (ternak unta) telah rusak dan jalan terputus (akibat kemarau), maka berdoalah kepada Allah semoga Dia menolong kami.”
Maka Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya, lalu berdoa:
اَللّٰهُمَّ اَغِثْنَا اَللّٰهُمَّ اَغِثْنَا
“Ya Allah, tolonglah kami. Ya Allah, tolonglah kami.”
Anas melanjutkan kisahnya, “Demi Allah, saat itu tidak melihat adanya suatu awan pun, tidak pula mega (awan tipis) di langit, dan diantara kami ada bukit Sala’ (yang terletak di dekat Madinah) tiada suatu rumah pun dan tiada pula suatu perkampungan. Tiba-tiba dari balik bukit Sala’ muncul awan seperti tameng. Ketika awan itu sampai di tengah langit, lalu menyebar dan menurunkan hujan. Demi Allah, kami tidak lagi melihat matahari (karena awan) selama satu minggu. Kemudian masuk pula lelaki lain dari pintu yang sama pada jumat berikutnya, ketika itu Rasulullah saw sedang berdiri dalam khotbahnya.”
Lalu lelaki itu berkata, “Ya Rasulullah, harta benda telah binasa dan semua jalan terputus, maka berdoalah kepada Allah, semoga Dia menghentikan hujan dari kami.”
Maka Rasulullah saw mengangkat tangannya dan berdoa:
اَللّٰهُمَّ حَوَالَيْنَاوَلاَعَلَيْنَا, اَللّٰهُمَّ عَلَى لْاٰكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُتُوْنِ الْاَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah, semoga (hujan diturunkan) di sekitar kami dan bukan di atas kami. Ya Allah, semoga di atas bukit-bukit, lereng-lereng bukit, lereng-lereng lembah, dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.”
Hujan pun berhenti dan kami berjalan di bawah sinar matahari.