Salat Witir adalah salat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari antara setelah waktu isya dan sebelum waktu salat subuh, dengan rakaat ganjil. Salat ini dilakukan setelah salat lainnya, sepertti tarawih dan tahajjud), hal ini didasarkan pada sebuah hadits. Salat ini dimaksudkan sebagai pemungkas waktu malam untuk “mengganjili” salat-salat yang genap, karena itu, dianjurkan untuk menjadikannya akhir salat malam. Dalam melakukan shalat witir, disunahkan membaca doa qunut (khususnya pada waktu shalat tarawih di bulan ramadhan). Adapun lafalnya adalah sebagai berikut:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضٰى عَلَيْكَ اِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Allaahummahdinii fiiman hadaiit, wa’aafinii fiiman ‘aafaiit, watawallanii fiiman tawallaiit, wabaariklii fiimaa a’toiit, waqiinii sarromaa qodoiit, fainnaka taqdhii walaa yuqdo ‘alaika, innahu laa yadzillu man walaiit, walaa ya’izzu man ‘aadaiit, tabarokta robbanaa wata’aalaiit
“Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi, uruslah aku sebagaimana orang yang telah Engkau urus. Berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku, jauhkan aku dari kejelekan apa yang Engkau kadha, sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan kadha dan tidak ada orang yang memberikan hukuman kepada-Mu. Sesungguhnya orang yang Engkau cintai tidak akan terhina, dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau.”
اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِرِضَاكَ مِن سَخَتِكَ. وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ. وَاَعُوْذُبِكَ مِنْكَ لاَاُحْصِى ثَنَاءًعَلَيْكَ. اَنْتَ كَمَااَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Allaahumma innii a’uudzu biridaaka min sakhatika, wabimu’aafatika min ‘uquubatika, wa a’uudzubika minka laa uhshii tsanaa an ‘alaika anta kamaa atsnaita ‘ala nafsika.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kerelaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari siksaan-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari ancaman-Mu. Aku tidak membatasi memuji kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri.
اَللّٰهُمَّ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَاِلَيْكَ نَسْعَى وَتَحْفِدُ نَرْجُوْارَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ بِالْكَافِرِيْنَ مُلْحَقٌ اَللّٰهُمَّ اِنَّانَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنُثْنِىْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنُؤْ مِنُ بِكَ وَنَخْضَعُ لَكَ وَنَخْلَعُ مَنْ يَكْفُرُكَ
Allaahumma iyaa ka na’budu walaka nushallii wanasjudu wailaika nas’a watahfidu narjuu rahmata wa nakhsya ‘adza baka bilkaafiriina mulhaqqun. Allaahumma innaa nasta’iinuka wanastaghfiruka wa nutsnii ‘alaikal khairaa walaa nakfuruka wanu’ minu bika wa nakhdha’u laka wanakhlu’u man yakfuruka.
“Ya Allah, kepada-Mu kami menyembah. Untuk-Mu kami melakukan shalat dan sujud. Kepada-Mu kami berusaha dan melayani. Kami mengharapkan rahmat-Mu, kami takut pada siksaan-Mu. Sesungguhnya siksaan-Mu akan menimpa kepada orang-orang kafir. Ya Allah, kami minta pertolongan dan minta ampun kepada-Mu. Kami memuji kebaikan-Mu, kami beriman kepada-Mu, kami tunduk (pada ajaran-Mu) dan berpisah dengan orang yang kufur kepada-Mu.”