Ayyub adalah seorang nabi yang ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan Kaum Amoria (Aramin) di Haran Syria. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1500 SM dan Namanya disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al Qur’an. Ia mempunyai 26 anak dan wafat di Huran, Syam.
Ayyub dikisahkan sebagai seorang nabi yang paling sabar ketika mendapatkan cobaan dari Tuhan, bahkan bisa dikatakan bahwa kesabarannya berada di ambang puncak kesabaran. Sering orang mengagumi kesabaran kepada Ayub. Jadi, Ayyub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah telah memujinya dalam Al Qur’an surat Shad ayat 44:
“Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)”
Nabi Ayyub a.s. menderita penyakit kulit beberapa waktu lamanya dan dia memohon pertolongan kepada Allah s.w.t. Allah kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub mentaati perintah itu Maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah dia dari penyakitnya dan dia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya.
Maka mereka kemudia berkembang biak sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. pada suatu ketika Ayyub teringat akan sumpahnya, bahwa dia akan memukul isterinya bilamana sakitnya sembuh disebabkan isterinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia masih sakit. akan tetapi timbul dalam hatinya rasa hiba dan sayang kepada isterinya sehingga Dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. oleh sebab itu turunlah perintah Allah seperti yang tercantum dalam ayat 44 di atas, agar dia dapat memenuhi sumpahnya dengan tidak menyakiti isterinya yaitu memukulnya dengan dengan seikat rumput.
Ketika Nabi Ayyub as mendapat cobaan dari Allah, beliau membaca doa ini:
رَبِّ اِنِّىْ مَسَّنِيَ الضُّرُّوَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
Rabbi innii massaniyadh dhurru wa anta arhamur raahimiina
“Ya Tuhanku, bahwasanya aku telah ditimpa bencana, dan Engkaulah Tuhan yang paling rahim dari segala yang rahim.”