Salam adalah cara bagi seseorang untuk secara sengaja mengkomunikasikan kesadaran akan kehadiran orang lain, untuk menunjukkan perhatian, dan/atau untuk menegaskan atau menyarankan jenis hubungan atau status sosial antar individu atau kelompok orang yang berhubungan satu sama lain. Seperti juga cara komunikasi lain, salam juga sangat dipengaruhi budaya dan situasi dan dapat berubah akibat status dan hubungan sosial. Salam dapat diekspresikan melalui ucapan dan gerakan, atau gabungan dari keduanya. Salam sering, tetapi tidak selalu, diikuti oleh percakapan.
Salam dalam bentuk ucapan adalah berupa kata atau frasa yang bersifat ritual yang digunakan untuk memperkenalkan diri atau untuk menyapa orang lain. Bentuk ucapan salam sangat beragam, diantaranya:
- Sapaan saat baru bertemu, seperti: “Halo”, “Hai”
- Ungkapan perhatian terhadap keadaan seseorang, seperti “Apa kabar?”, “Cepat sembuh”
- Ucapan selamat yang berkaitan dengan waktu, seperti: “Selamat pagi”, “Selamat siang”, “Selamat sore”, “Selamat malam”
- Ucapan selamat berkaitan dengan peristiwa tertentu, seperti: “Selamat ulang tahun”, “Selamat hari raya“, “Selamat datang”, “Selamat jalan”
- Salam berkaitan dengan agama, seperti: “Assalamu ‘alaikum.
Rasulullah saw bersabda: “Kamu tidak akan masuk ke surga hingga kamu beriman, kamu tidak akan beriman secara sempurna hingga kamu saling mencintai. Apakah aku tidak menunjukkan kamu, apabila kamu lakukan akan saling mencintai? Biasakan mengucapkan salam di antara kamu (apabila bertemu).”
Ammar bin Yasir berkata: “Ada tiga perkara, barangsiapa yang bisa mengerjakannya, maka sungguh telah mengumpulkan keimanan: 1. Koreksi diri (apabila ada aib, langsung diperbaiki); 2. Menyebarkan salam ke seluruh penduduk dunia; 3. Berinfak dalam keadaan fakir.”
Dari Abdullah bin Umar ra, dia berkata: “sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw., manakah ajaran islam yang lebih baik?” Rasul saw bersabda: “Hendaklah engkau mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak.”