Dalam mazhab Imam Syafii disunatkan membaca Al Qur’an dalam thawaf, karena thawaf merupakan tempat berzikir, dan zikir paling utama ialah membaca Al Qur’an. Tetapi Abu Abdullah Al Hulaimi dari kalangan orang yang terkemuka dari murid Imam Syafii mengatakan tidak disunatkan membaca Al Qur’an dalam thawaf. Tetapi pendapat yang sahih adalah yang pertama.
Membaca Al Qur’an lebih utama daripada doa-doa yang tidak di-ma’tsur. Adapun doa yang di-ma’tsur, jelas lebih utama daripada membaca Al Qur’an menurut pendapat yang sahih. Menurut pendapat lainnya, membaca Al Qur’an lebih afdal daripada doa-doa yang di-ma’tsur.
Syeikh Abu Muhammad Al Juwaini mengatakan, disunatkan membaca Al Qur’an dalam musim haji sekali khatam dalam tahwaf agar pahalanya makin besar.
Bacaan Doa Setelah Selesai Thawaf Sesuai Tuntunan Sunah
Setelah selesai thawaf dan selesai salat sunat thawaf dua rakaat disunatkan pula memanjatkan doa yang disukai. Diantara doa yang di-ma’tsur ialah seperti berikut:
اَللّٰهُمَّ اَنَاعَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ اَتَيْتُكَ بِذُنُوْبٍ كَثِيْرَةٍ وَاَعْمَالٍ سَيِّءَةٍ وَهٰذَامَقَامُ الْعَاءِذِبِكَ مِنَ النَّارِ فَاغْفِرْلِى اِنَّكَ اَنْتَ الْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ
Allaahumma anaa ‘abduka wabnu ‘abdika ataituka bidzunuubin katsiiratin wa a’maalin sayyi atin wa haadzaa maqaamul ‘aadzi bika minannaari faghfirlii innaka antal ghafuurur rahiimu.
“Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, aku datang dengan membawa dosa-dosa yang banyak dan amal-amal yang buruk. Ini adalah tempat untuk memohon perlindungan kepada-Mu dari neraka, maka ampunilah daku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”