Disunatkan untuk memperbanyak bacaan talbiyah di semua tempat, dan tempat inilah yang paling dikukuhkan untuk membaca talbiyah. Hendaknya banyak pula membaca Al Qur’an serta doa, dan disunatkan membaca zikir berikut secara berulang-ulang:
لاَاْلٰهَ اِلاَّاللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar.
Selain itu hendaklah mengucapkan doa berikut:
اِلَيْكَ اللّٰهُمَّ اَرْغَبُ, وَاِيَّاكَ اَرْجُوْ, فَتَقَبَّلْ نُسُكِى, وَوَفِّقْنِى وَارْزُقْنِى فِيْهِ مِنَ الْخَيْرِ اَكْثَرَمَااَطْلُبُ وَلاَتُخَيِّبْنِى, اِنَّكَ اَنْتَ اللّٰهُ الْجَوَادُالْكَرِيْمُ
Ilaikallaahumma arghabu wa iyyaaka arjuu, fataqabbal nusukii wawaffiqnii warzuqnii fiihi minal khairi aktsara maa athlubu walaa tukhayyibnii innaka antallaahul jawaadul kariimu.
Ya Allah, hanya kepada kepada-Mu lah aku berkeinginan, kepada-Mu lah aku berharap. Maka terimalah ibadah (manasik)ku, berilah aku taufik dan rezeki di dalamnya berupa kebaikan yang lebih banyak daripada yang aku mohonkan, dan janganlah Engkau mengecewakan diriku, sesungguhnya Engkau adalah Allah Yang Maha Pemurah lagi Mahamulia.
Malam tersebut merupakan malam hari raya. Dalam malam ini sangat utama sekali menghidupkannya dengan zikir dan salat. Pada malam ini tergabung antara kemuliaan malam dan kemuliaan tempat, yaitu berda di tanah suci dan dalam keadaan ihram, di tempat berkumpulnya jamaah haji dan sesudah melakukan ibadah besar (haji). Semua doa yang mulia itu dilakukan di tempat yang mulia pula.
Allah swt berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 198:
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar Termasuk orang-orang yang sesat.
Disunatkan memperbanyak doa di Muzdalifah pada malam harinya, juga disunatkan memperbanyak zikir, talbiyah, dan membaca Al Qur’an karena malam itu merupakan malam yang besar.
Diantara doa yang dianjurkan adalah:
اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ اَنْ تَرْزُقَنِى فِى هٰذَاالْمَكَانِ جَوَامِعَ الْخَيْرِكُلِّهِ, وَاَنْ تُصْلِحَ شَأْنِى كُلَّهُ, وَاَنْ تَصْرِفَ عَنِّى الشَّرَّ كُلَّهُ فَاِنَّهُ لاَيَفْعَلُ ذٰلِكَ غَيْرُكَ وَلاَيَجُوْدُبِهِ اِلاَّاَنْتَ
Allaahumma inni as-aluka an tarzuqanii fii haadzal makaani jawaa mi’al khairi kullihi, wa an tushliha sya’nii kullahu, wa an tashrifa ‘annisy syarra kullahu fainnahu laa yaf’alu dzaalika ghairuka.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, semoga Engkau memberi rizki kepadaku di tempat ini berupa semua kebaikan yang menyeluruh, semoga Engkau memperbaiki keadaanku seluruhnya, dan semoga Engkau memalingkan diriku dari semua kejahatan; karena sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dapat melakukannya kecuali hanya Engkau, dan tidak ada seorang pun yang dapat memenuhinya kecuali hanya Engkau.
Apabila waktu subuh telah tiba di hari itu, hendaklah dilakukan pada awal waktu dengan bacaan takbir yang penuh semangat. Kemudian berjalan menuju Masy’aril Haram, yaitu sebuah bukit kecil terletak di akhir Muzdalifah yang dinamakan bukit Quzah.
Jika seseorang mampu menaikinya dianjurkan menaikinya; tetapi jika tidak, cukup dengan berdiri di bawahnya seraya menghadap ke arah kiblat, lalu memuji kepada Allah swt. bertakbir kepada-Nya, bertahlil, dan mengesakan-Nya serta bertasbih kepada-Nya. Dianjurkan memperbanyak membaca talbiyah dan doa.
Disunatkan mengucapkan doa berikut:
اَللّٰهُمَّ كَمَاوَقَفْتَنَافِيْهِ وَاَرَيْتَنَااِيَّاهُ, فَوَفِّقْنَالِذِكْرِكَ كَمَاهَدَيْتَنَا, وَاغْفِرْلَنَاوَارْحَمْنَاكَمَاوَعَدْتَنَابِقَوْلِكَ, وَقَوْلُكَ الْحَقُّ. فَاِذَآ اَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوااللّٰهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِالْحَرَامِ وَاذْكُرُوْهُ كَمَاهَدَاكُمْ وَاِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّٓالِّيْنَ, ثُمَّ اَفِيْضُوْامِنْ حَيْثُ اَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوااللّٰهَ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌرَّحِيْمٌ
Allaahumma kamaa wa qaftanaa fiihi wa araitanaa iyyaahu, fawaffiqnaa lidzikrika kamaa hadaitanaa, waghfirlanaa warhamnaa kamaa wa’ad tanaa biqaulika, wa qaulukal haqqu.
Faidzaa afdhtum min ‘arafaatin fadzkurullaaha ‘indal masy’aril haraami wadzkuruuhu kamaa hadaakum wa in kuntum min qablihi laminadh dhalliina.
Tsumma afiidhuu min haitsu afaadhannaasu wastaghfirullaaha innallaaha ghafuurur rahiimun.
Ya Allah, sebagaimana Engkau mewuqufkan kami di tempat ini dan memperlihatkannya kepada kami, maka berilah kami taufik untuk dapat berzikir kepada-Mu sebagaimana Engkau telah memberi petunjuk kepada kami; dan ampunilah kami serta kasihanilah kami seperti yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui firman-Mu.
Dan firman-Mu adalah hak, yaitu, “Maka apabila kalian telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram. Berzikirlah dengan menyebut Allah sebagaimana Dia telah memberikan petunjuk kepada kalian; sesungguhnya kalian sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
Kemudian bertolaklah kalian dari tempat bertolaknya orang-orang yang banyak (Arafah), dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Baqarah ayat 198-199)
Hendaknya seseorang memperbanyak doa berikut:
رَبَّنَااٰتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَاعَذَابَ النَّارِ
Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanatan wafil aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaa bannari.
Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari azab neraka.
Disunatkan mengucapkan doa berikut:
اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُكُلُّهُ وَلَكَ الْكَمَالُ كُلُّهُ وَلَكَ الْجَلاَلُ كُلُّهُ, وَلَكَ التَّقْدِيْسُ كُلُّهُ, اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى جَمِيْعَ مَااَسْلَفْتُهُ, وَاعْصِمْنِى فِيْمِابَقِىَ, وَارْزُقْنِى عَمَلاًصَالِحًاتَرْضَى بِهِ عَنِّى يَاذَاالْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
Allaahumma lakal hamdu kulluhu walakal kamaalu kulluhu, walakal jalaalu kulluhu, walakat taqdhiisu kulluhu.
Allaahummagh firlii jamii’a maa aslaftuhu, wa’shimnii fiimaa baqiya, warzuqnii ‘amalan shaalihan tardha bihi ‘annii yaa dzal fadhlil ‘adhiimi.
Ya Allah, bagi-Mu lah segala puji, bagi-Mu lah semua kesempurnaan, bagi-Mu lah semua keagungan, bagi-Mu lah semua kesucian.
Ya Allah, ampunilah aku atas semua dosaku yang terdahulu, peliharalah daku dari dosa selanjutnya, dan berilah aku rezeki amal yang saleh yang membuat Engkau rida kepadaku, wahai yang memiliki karunia yang agung.
اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْتَشْفِعُ اِلَيْكَ بِخَوَاصِّ عِبَادِكَ, وَاَتَوَسَّلُ بِكَ اِلَيْكَ اَسْأَلُكَ اَنْ تَرْزُقَنِى جَوَامِعَ الْخَيْرِكُلِّهِ, وَاَنْ تَمُنَّ عَلَىَّ بِمَامَنَنْتَ بِهِ عَلَى اَوْ لِيَاءِكَ, وَاَنْ تُصْلِحَ حَالِى فِى الْاٰ خِرَةِ وَالدُّنْيَايَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allaahumma innii astasyfi’u ilaika bikhawasshi ‘ibaadika, wa atawas salu bika ilaika as-aluka an tarzuqanii jawaa mi’al khairi kullihi, wa an tamunna ‘alayya bimaa mananta bihi ‘ala auliyaa ika, wa an tushliha haalii fil aakhirati waddunyaa yaa arhamar raahimiina.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pertolongan kepada-Mu melalui hamba-hamba-Mu yang terpilih, dan bertawasul dengan-Mu untuk meminta kepada-Mu. Aku memohon semoga Engkau memberiku rezeki semua kebaikan yang besar, dan memohon agar Engkau memberiku anugerah seperti anugerah yang Engkau berikan kepada kekasih-kekasih-Mu; dan semoga Engkau memperbaiki keadaanku di akhirat dan di dunia, wahai Yang Maha Pemurah diantara para pemurah.
Zikir ketika berangkat dari Masy’aril Haram Menuju Mina
Apabila fajar telah menguning, maka perjalanan dilakukan dari Masy’aril Haram menuju ke arah Mina, syiar-nya ialah bacaan talbiyah, zikir dan doa.
Hendaklah talbiyah lebih diutamakan, mengingat hari ini merupakan hari terakhir bagi talbiyah; barangkali seseorang tidak akan mampu lagi melakukan talbiyah sepanjang umurnya sesudah itu.