Doa ketika mengalami kesedihan

Hidup manusia itu penuh dinamika, artinya kadang sedih kadang bahagia, ada senang ada duka, kadang sehat dan terkadang sakit. Oleh karena itu, kita harus selalu mawas diri dan selalu ingat kepada Allah.

Kesedihan yang menimpa bisa disebabkan oleh permasalahan keluarga, pekerjaan, sulitnya mencari nafkah, kesehatan, dan lain sebagainya. Ketika mengalami hal seperti ini (kesedihan),  janganlah menjadikan kita putus asa dan bahkan menyalahkan Allah, karena hal tersebut merupakan sebuah dosa besar.

Ketika sedang mengalami kesedihan atau duka yang mendalam, kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah dan meyakini bahwa Allah itu Maha Penyayang, dan akan selalu mengabulkan permohonan kita.

Sedih

Adapun doa yang sangat baik dibaca ketika mengalami kesedihan adalah seperti doa di bawah ini:

اَللّٰهُمَّ اِنِّ عَبْدُكَ اِبْنُ عَبْدِكَ اِبْنُ اَمَتِكَ نَاصِيَتِىْ بِيَدِكَ. مَاضٍ فِىَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِىَّ قَضَاؤُكَ اَسْاَلُكَ بِكُلِّ اِسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ اَوْاَنْزَلْتَهُ فِىْ كِتَابِكَ. اَوْعَلَّمْتَهُ اَحَدًامِنْ خَلْقِكَ اَوِاسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِىْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ اَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِىْ وَنُوْرَ صَدْرِىْ وَجَلاَءَ حُزْنِىْ وَذَهَابَ هَمِّيْ.

Allaahumma innii ‘abduka ibnu ‘abdika ibnu amatika naashiyatii biyadika maa dhin fiyya hukmuka ‘adlun fiyya qadhaa uka as a luka bikulli ismin huwa laka sammaita bihi nafsaka au anzaltahu fii kitaabika au ‘allamtahu ahadan min khalqika awis ta’ tsar ta bihi fii ‘ilmil ghaibi ‘indaka an taj’alal qur aana rabii’a qalbii wanuura shadrii wajalaa a huznii wadzahaaba hammii

“Ya Allah,sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun-ubunku di tangan-Mu, hukuman-Mu jatuh kepadaku, qadha-Mu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, hendaklah Engkau jadikan Al Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.”