Setiap pemberian Allah di alam ini, berupa materi atau non-materi disebut sebagai rahmat. Allah berfirman dalam surat Fathir ayat 2, “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Rasulullah saw bersabda, “ketika Allah SWT selesai mencipta makhluk, Allah menulis dalam kitab-Nya, Dia menulis untuk Dzat-Nya sendiri dan kitab itu diletakkan disisi-Nya diatas Arasy dan isi tulisan-Nya adalah: Sesungguhnya Rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku [HR. Bukhari]
Rasulullah saw juga bersabda, “Sesungguhnya Allah lebih gembira atas taubatnya seorang hamba daripada orang yang kehausan lalu menemukan air, dan lebih gembira dari wanita mandul yang dapat melahirkan anak, dan lebih gembira dari orang yang kehilangan barang lalu menemukannya. Barangsiapa bertaubat kepada Allah dengan taubat yang murni, maka Allah melupakan dua malaikat pencatat amalnya, semua anggota tubuhnya, dan tempat-tempat ia melakukan dosa, sehingga semuanya tidak dapat menjadi saksi bagi kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang telah dikerjakannya [HR. Abu Abbas]
Rasulullah saw bersabda bahwa Allah swt berfirman: Bila hamba-Ku senang bertemu Aku, maka Aku sangat senang bertemu hamba-Ku, dan bila hamba-Ku tidak senang bertemu dengan Aku, maka Aku-pun tidak senang bertemu dengan hamba-Ku [HR. Bukhari]
Rasulullah saw bersabda, “Apabila kalian mampu memperbanyak istighfar, maka lakukanlah, karena sesungguhnya tiada suatu amalanpun yang lebih berhasil disisi Allah SWT dan lebih disukai oleh-Nya selain istighfar (memohon ampun) [HR. Al Hakim]
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah yang Maha Gagah dan Maha Mulia, sungguh mengangkat derajat (maqom) hamba yang saleh di Surga. Maka hamba yang saleh bertanya: Wahai Tuhan, darimana saya memperoleh ini?. Tuhan menjawab: Dengan istighfar anakmu untukmu [HR. Ahmad]
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seorang hamba Allah, baik pria maupun wanita yang ber-istighfar tujuh puluh kali sehari melainkan Allah mengampuni tujuh ratus dosa-dosanya. Dan sesungguhnya sia-sialah hamba Allah, baik pria maupun wanita yang dalam sehari semalam berbuat dosa lebih dari tujuh ratus kali [HR. Baihaqi]
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, sama dengan orang yang tidak mempunyai dosa dan orang yang meminta ampunan dari perbuatan dosa sedangkan ia masih tetap menjalankannya sama dengan orang yang mengejek Rabb-nya [HR. Baihaqi].
Ibrahim berkata: tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat (Al Hijr ayat 56)
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (Surat Huud ayat 3)
Ada sebuah hadis yang diriwayatkan melalui Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu. Ia menceritakan bahwa diantara doa yang diucapkan oleh Rasulullah Saw ialah:
اَللّٰهُمَّ اِنَّانَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَاءِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلاَ مَةَ مِنْ كُلِّ اِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ
Allaahumma innaa nas-aluka muujibati rahmatika wa ‘azaa-ima maghfiratika, wassalaamata min kulli itsmin, wal ghanimata min kulli birrin, wal fauza bil jannati wan najaata minan naari.
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu hal-hal yang memastikan rahmat-Mu, hal-hal yang memastikan ampunan-Mu, terhindar dari semua dosa, meraih pahala dari semua kebajikan, dan memperoleh keberuntungan surga serta selamat dari neraka.”