Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 62-63, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”
Secara bahasa wali berarti “al qorib”, yaitu dekat. Sedangkan yang dimaksud wali Allah adalah orang beriman yang seakan-akan mereka dekat dengan Allah karena gemar melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat. Allah sendiri telah menafsirkan wali Allah dengan pengertian, mereka adalah yang beriman dan bertakwa. Mereka beriman dalam hal-hal yang diimani dan mereka bertakwa dengan menjauhi maksiat terhadap Allah.
Di bawah ini adalah doa yang dibaca oleh para wali dan orang-orang shalih, dan sangat baik bila dibaca oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.
رَبَّنَااغْفِرْلَنَاذُنُوْبَنَاوَاِسْرَافَنَافِىْ اَمْرِنَاوَثَبِّتْ اَقْدَامَنَاوَانْصُرْنَاعَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
Rabbanaagh firlanaa dzunuubanaa waisraafanaa fii amrinaa wa tsabbit aqdaamanaa wanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriina.
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tolonglah kami terhadap kaum kafir.” (Ali Imran Ayat 147)
Menurut keterangan AL Qur’an, doa inilah yang diucapkan oleh para shalihin dikala menghadapi musuh dalam jihad di jalan Allah.
رَبَّنَامَاخَلَقْتَ هٰذَابَاتِلاًسُبْحَانَكَ فَقِنَاعَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَااِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَفَقَدْاَخْزَيْتَهٗ وَمَالِظَّالِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ. رَبَّنَااِنَّنَاسَمِعْنَامُنَادِيًايُنَادِىْ لِلْاِيْمَانِ اَنْ اٰمِنُوْ بِرَبِّكُمْ فَاٰمَنَّارَبَّنَافَاغْفِرْلَنَاذُنُوْبَنَاوَكَفِّرْعَنَّاسَيِّئَاتِنَاوَتَوَفَّنَامَعَ الْاَبْرَارِ. رَبَّنَاوَاٰتِنَامَاوَعَدْتَنَاعَلَى رُسُلِكَ وَلاَتُخْزِنَايَوْمَ الْقِيَامَةِ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Rabbanaa maa khalaqta haadzaa baatilan subhaanaka faqinaa ‘adzaa bannaari. Rabbanaa innaka man tudkhilinnaara faqad akhzaitahuu wamaa lidh dhaalimiina min anshaarin. Rabbanaa innanaa sami’naa munaadiyan yunaadii lil iimaani an aaminuu birabbikum fa aamannaa rabbanaa faghfirlanaa dzunuubanaa wakaffir ‘annaa sayyi aatinaa watawaffanaa ma’al abraari. Rabbanaa wa aatinaa maa wa’ad tanaa ‘ala rusulika walaa tukhzinaa yaumal qiyaamati innaka laa tukhliful mii’aada.
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan dia, dan tidak ada bagi orang-orang zalim seorang penolong pun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu) ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu’, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbuat bakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau, dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (Ali Imran 191-194)