Walaupun Rasulullah Saw sudah mendapat jaminan dari Allah, bahwa dosanya akan diampuni dan akan dimasukkan ke dalam surga, tetapi Rasulullah Saw masih tetap memohon ampun kepada Allah. hal ini menunjukkan ketawadhuan dan rasa syukur beliau kepada Allah.
Adapun doa yang serin dibaca Rasulullah Saw adalah seperti berikut ini.
Diriwayatkan di dalam kitab Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi dan Sunan Ibnu Majah melalui Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu yang menceritakan:
Nabi Saw sering mengucapkan doa berikut:
رَبِّ اِعِنِّى وَلاَتُعِنْ عَلَىَّ وَانْصُرْنِى وَلاَتَنْصُرْعَلَىَّ وَامْكُرْلِى وَلاَتَمْكُرْعَلَىَّ وَاهْدِنِى وَيَسِّرِالْهُدَى لِى وَانْصُرْنِى عَلَى مَنْ بَغَى عَلَىَّ رَبِّ اجْعَلْنِى لَكَ شَاكِرًالَكَ ذَاكِرًلَكَ رَاهِبًالَكَ مِطْوَاعًااِلَيْكَ مُخْبِتًااَوْمُنِيْبًاتَقَبَّلْ تَوْبَتِى وَاغْسِلْ حَوْبَتِى وَاَجِبْ دَعْوَتِى وَثَبِّتْ حُجَّتِى وَاهْدِقَلْبِى وَسَدِّدْلِسَانِى وَاسْلُلْ سَخِيْمَةَ قَلْبِى
Rabbi a’innii walaa tu’in ‘alayya wanshurnii walaa tanshur ‘alayya, wamkurlii walaa tamkur ‘alayya, wahdinii wa yassiril hudalii, wanshurnii ‘ala man bagha ‘alayya, rabbij ‘alnii laka syaakiran, laka dzaakiran, laka raahiban, laka mithwaa’an, ilaika mukhbitan au muniiban, taqabbal taubatii, waghsil haubatii, wa ajib da’watii, wa tsabbit hujjatii, wahdi qalbii, wa saddid lisaanii waslul sakhiimata qalbii.
“Wahai Rabbku, bantulah aku dan janganlah Engkau tidak membantuku, tolonglah aku dan janganlah Engkau tidak menolongku, buatlah makar untuk menolongku dan janganlah Engkau membuat makar terhadapku. Berilah aku petunjuk dan mudahkanlah jalan petunjuk untukku, tolonglah aku dalam menghadapi orang yang berbuat aniaya terhadap diriku.
Wahai Rabbku, jadikanlah diriku orang yang bersyukur kepada-Mu, berdzikir kepada-Mu, takut kepada-Mu, taat kepada-Mu, mengadu atau kembali kepada-Mu, terimalah taubatku, cucilah semua dosaku, perkenankanlah doaku, tetapkanlah (kokohkanlah) hujahku, tunjukilah hatiku, luruskanlah lisanku, dan cabutlah kedengkian hatiku.”
Di dalam riwayat Imam Turmudzi disebutkan, “Awwaahan muniiban (mengabdi dan kembali kepada-Mu).” Imam Turmudzi mengatakan hadis ini berpredikat hasan sahih.
Di dalam hadis lain disebutkan, “Barang siapa yang membuang kotoran (tahi) di dalam kaum muslim, maka laknat Allah menimpa atas dirinya.”
Demikianlah penjelasan mengenai doa yang dibaca oleh Nabi Muhammad Saw. Semoga uraian singkat di atas dapat bermanfaat bagi kita semua baik di dunia maupun di akhirat.