Bila seseorang hendak melakukan suatu perjalanan disunatkan terlebih dahulu salat dua rakaat, berlandaskan kepada hadis Al Muqaththam ibnul Miqdam, seorang sahabat yang menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:
Tiada sesuatu pun yang lebih baik ditinggalkan oleh seseorang pada keluarganya, kecuali salat dua rakaat yang dikerjakannya ketika hendak melakukan perjalanan.
Sebagian ulama mazhab Syafii ada yang mengatakan bahwa dalam rakaat pertama sesudah membaca surat Al Fatihah disunatkan membaca surat Al Kafirun, sedangkan pada rakaat kedua sesudah membaca surat Al Fatihah adalah membaca surat Al Ikhlas.
Sebagian dari mereka mengatakan bahwa dalam rakaat pertama sesudah surat Al Fatihah membaca surat Al Falaq, sedangkan dalam rakaat kedua adalah surat An Naas.
Apabila telah selesai dari salatnya, hendaklah membaca ayat Kursi. Dalam suatu riwayat disebutkan, “Barang siapa yang membaca ayat Kursi sebelum meninggalkan rumah, niscaya tidak akan tertimpa sesuatu yang tidak disukainya hingga ia kembali.”
Disunahkan pula membaca surat Al Quraisy, Imam Abul Hasan Ak Qazwaini mengatakan bahwa surat tersebut memberi keamanan dari segala hal yang jahat.
Abu Thahir ibnu Jahsyawaih mengatakan, “Aku bermaksud melakukan suatu perjalanan ketika aku merasa takut, lalu aku berkunjung ke rumah AL Qazwaini untuk meminta doa. Ia berkata kepadaku sebelum aku mengutarakan apa-apa, ‘Barang siapa yang hendak melakukan suatu perjalanan, lalu ia merasa takut (gentar) karena musuh atau hewan buas, hendaklah ia membaca surat AL Quraisy. Sesungguhnya surat ini memberi keamanan dari semua kejahatan.’ Maka aku membacanya dan ternyata tidak ada suatu halangan pun yang menghambatku hingga sekarang.”
Bila telah selesai membaca surat tersebut disunatkan berdoa dengan hati yang ikhlas dengan penuh kelembutan. Diantara doa yang paling baik adalah seperti berikut:
اَللّٰهُمَّ بِكَ اَسْتَعْيْنُ وَعَلَيْكَ اَتَوَكَّلُ, اَللّٰهُمَّ ذَلِّلْ لِى صُعُوْبَةَ اَمْرِى وَسَهِّلْ عَلَىَّ مَشَقَّةَ سَفَرِى وَارْزُقْنِى مِنَ الْخَيْرِ اَكْثَرَمِمَّااَطْلُبُ, وَاصْرِفْ عَنِّى كُلَّ شَرٍّ رَبِّ اشْرَحْلِى صَدْرِى وَيَسِّرْلِى اَمْرِى, اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْتَحْفِظُكَ وَاَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِى وَدِيْنِى وَاَهْلِى وَاَقَارِبِى وَكُلَّ مَااَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَيْهِمْ بِهِ مِنْ اٰخِرَةٍ وَدُنْيَا, فَاحْفَظْنَااَجْمَعِيْنَ مِنْ كُلِّ سُوْءٍيَاكَرِيْمُ
Allaahumma bika asta’iinu, wa’alaika atawak kalu. Allaahumma dzallil lii shu’uu bata amrii, wa sahhil ‘alayya masyaqqata safarii, warzuqnii minal khairi aktsara mimmaa athlubu, washrif ‘anni kulla syarrin, rabbisy rahlii shadrii wayassirlii amrii.
Allaahumma innii astahfidhuka wa astaudi ‘uka nafsii wadiinii wa ahlii wa aqaaribii wakulla maa an’amta ‘alayya wa ‘alaihim bihi min aakhiratin wadunyaa. Fahfadhnaa ajma’iina min kulli suu-in yaa kariimu.
Ya Allah, hanya kepada Engkaulah aku meminta tolong, dan hanya kepada Engkaulah aku bertawakal. Ya Allah, mudahkanlah kesukaran perkaraku, ringankanlah atas diriku kelelahan perjalananku, berilah aku rezeki halal lebih banyak daripada apa yang kuminta, dan palingknalah dariku semua kejahatan. Wahai Rabbku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah perkaraku.
Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pemeliharaan dan menitipkan diriku kepada-Mu, juga agamaku, keluargaku, karib kerabatku, dan semua apa yang telah Engkau berikan berupa nikmat kepadaku dan kepada mereka, baik berupa perkara akhirat maupun perkara dunia. Maka peliharalah kami semua dari semua kejahatan, wahai yang Maha Mulia.
Dalam membuka dan mengakhiri doanya hendaklah dengan memuji Allah swt disertai salawat dan salam kepada Rasulullah saw. Apabila ia bangkit dari tempat duduk, hendaknya mengucapkan doa yang diriwayatkan melalui Anas r.a.:
Rasulullah saw tidak sekali-kali melakukan suatu perjalanan melainkan mengucapkan doa berikut ketika bangkit dari tempat duduknya:
اَللّٰهُمَّ اِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ وَبِكَ اعْتَصَمْتُ, اَللّٰهُمَّ اكْفِنِى مَاهَمَّنِى وَمَالاَاَهْتَمُّ لَهُ, اَللّٰهُمَّ زَوِّدْنِى التَّقْوَى وَاغْفِرْلِى ذَنْبِى وَوَجِّهْنِى لِلْخَيْرِاَيْنَمَاتَوَجَّهْتُ
Allaahumma ilaika tawajjahtu, wabika’ tashamtu. Allaahummak finii maa hammanii wamaa laa ahtammu lahu. Allaahumma zawwidnit taqwa waghfirlii dzanbii wawajjihnii lilkhairi ainamaa tawajjahtu.
“Ya Allah, hanya kepada Engkaulah aku bertujuan, dan hanya kepada Engkaulah aku berpegang. Ya Allah berilah daku kecukupan untuk menghadapi hal-hal yang penting bagiku dan hal-hal yang tidak aku anggap penting. Ya Allah, bekalilah diriku dengan ketakwaan, dan ampunilah aku atas dosa-dosaku, serta arahkanlah diriku kepada kebaikan kemana pun aku bertujuan.”