Shalat Ghaib ialah Shalat yg dilakukan ketika ada salah satu keluarga atau kerabat atau siapapun muslim yangg meninggal dunia, tetapi meninggalnya tersebut di tempat yg jauh dari. Maka, saudara-saudaranya atau muslim yang lain disunahkan untuk melakukan Shalat ini atas mayat tersebut, walaupun meninggal mayat sudah lewat seminggu atau lebih.
Hukum Mengerjakan Shalat Ghaib ini adalah sunah, artinya jika dilakukan mendapatkan pahala dan jika tidak melakukan maka tidak berdosa. Sedangkan untuk waktu pelaksanaan shalat ghaib tersebut bisa dilakukan kapan saja baik siang dan malam, dilakukan oleh sendiri ataupun secara berjamaah.
Niat shalat ghaib
اُصَلِّ عَلٰى مَيِّتِ (فُلاَنٍ) اَلْغَاءِبِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَتِ لِلّٰهِ تَعَالٰى. اَللّٰهُ اَكْبَرْ
Ushalli ‘alaa mayyiti (fulan) al ghaaibi arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati lillaahi ta’ala, Allaahu akbar
“Saya niat shalat atas mayat (sebutkan nama) ghaib empat takbir fardhu kifayah karena Allah ta’ala. Allaahu akbar”
Atau Ushalli ‘alaa mayyitil ghaaibii arba’a takbiraatin fardhal kifaayati (ma’muuman/imaaman) lillaahi ta’ala. Allahu akbar.
“Saya niat shalat atas mayat ghaib empat takbir fardhu kifayah (makmuman/imaman) karena Allah ta’ala. Allaahu akbar.”
Membaca Al Fatihah setelah takbiratul ihram
Setelah takbiratul ihram, yaitu setelah mengucapkan Allaahu akbar bersamaan dengan niat, lalu membaca surat Al Fatihah (tidak membaca surat yang lain). Setelah membaca Al Fatihah terus takbir sambil membaca “Allaahu akbar”
Membaca shalawat atas Nabi Muhammad
Setelah takbir kedua, kemudian membaca shalawat atas nabi sebagai berikut :
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad (Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad.)
Membaca doa setelah takbir ketiga
Setelah takbir ketiga lalu membaca doa sebagai berikut :
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهٗ وَارْحَمْهُ وَعَافِهٖ وَاعْفُ عَنْهُ
Allaahummaghfirlahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu ‘anhu
“Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia.”
Catatan : bila mayat perempuan lafal lahu diganti menjadi lahaa.
Bila mayat anak-anak doanya sebagai berikut :
Allaahummaj’alhu farothon liabawaihi wasalafan wadzukhron wa’idhotan wa’tibaaron wasayafii’an watsaqqil bihii mawaaziinahumaa wafrighisshobro ‘alaa quluubihima walaa taftinhumaa ba’dahuu walaa tahrimhumaa ajrohuu.
“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafaat bagi orang tuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang tuanya.”
Doa setelah takbir keempat
Setelah takbir keempat, membaca doa sebagai berikut :
اَللّٰهُمَّ لاَتَحْرِمْنَااَجْرَهٗ وَلاَتَفْتِنَّ بَعْدَهٗ وَاغْفِرْلَنَاوَلَهٗ
Allaahumma laa tahrimnaa ajrohuu walaa taftinna ba’dahuu waghfirlanaa walahuu
“Ya Allah, janganlah Engkau tidak memberikan kepada kami pahalanya, dan janganlah Engkau memberikan cobaan-cobaan kepada kami sepeninggalnya, dan ampunilah kami dari dia.”
Mengucapkan salam untuk mengakhiri shalat ghaib
Kemudian (selesai) memberi salam sambil memalingkan muka ke kanan dan ke kiri sambil membaca :
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
“Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”