Shalat taubat adalah salah satu shalat sunah yang dilakukan sebagai bentuk taubat kepada Allah SWT. Melakukan shalat sunah taubah umumnya dilakukan pada waktu atau masa tertentu, seperti pada tengah malam, atau pada waktu malam atau bahkan sepertiga dari malam. Hal ini dilakukan karena menurut fuqoha, masa-masa itu adalah masa yang sangat utama untuk meminta segala-galanya, terutama untuk bertaubat. Artikel di bawah ini akan mencoba menjelaskan mengenai tata cara shalat taubat nasuha dan bacaan niat serta doa secara lengkap.
Arti dari taubat nasuha adalah seorang muslim yang coba untuk bertaubat dan meminta maaf kepada Allah SWT dari dosa besar yang telah mereka lakukan. Dan setelah melakukan Taubat, mereka tidak akan mengulangi perbuatan dosa mereka sekali lagi dan sesungguhnya menyesal melakukan perbuatan dosa.
Tindakan berdosa yang dilakukan oleh manusia disadari secara langsung atau tidak sadar. Tidak hanya dosa kecil, manusia terkadang juga melakukan dosa besar.
Alasan itulah yang melatarbelakangi munculnya dorongan bagi umat Islam untuk melakukan pertobatan dengan berbagai cara yang diberkati oleh Allah SWT. Salah satu cara terbaik untuk menebus dosa dan sesuai dengan bimbingan Nabi Muhammad SAW adalah dengan melakukan doa pertobatan Nasuha.
Pertobatan itu sendiri adalah kembali kepada Tuhan, kembali ke Syariah-Nya, mengakui semua bentuk kesalahan dan menyesali mereka. Selain itu, dia juga berjanji untuk tidak mengulanginya. Sedangkan shalat taubat adalah cara untuk mencapai salah satu derajat amal tertinggi di sisi Allah, yaitu pertobatan Nasuha.
Allah berfirman dalam surat At Tahrim ayat 8: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”
Waktu Melaksanakan Shalat Taubat
Shalat taubat termasuk sholat sunnah yang dilakukan hanya jika ada kejadian tertentu yang menjadi penyebabnya. Shalat dengan karakteristik ini juga secara khusus tidak ada batasan waktu untuk proses itu.
Beberapa ahli berpendapat bahwa shalat yang baik dilakukan sesegera mungkin, setelah kami menerima bimbingan dari Allah SWT. Ini dimaksudkan agar pengampunan dosa yang kita lakukan tidak ditangguhkan oleh Allah, sementara kita sendiri tidak tahu batas usia hidup kita. Namun, ada kalanya shalat taubat nasuha dilarang untuk dilakukan, seperti saat matahari terbit dan terbit dan Ashar sampai matahari terbenam.
Tata Cara Shalat Taubat Nasuha
Cara mengerjakan shalat sunah taubat sama saja dengan shalat lainnya, jumlah rakaatnya 2, 4, sampai 6 rakaat. Niat sholat taubat yaitu dengan menghadirkan keinginan untuk taubat dari segala kesalahan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan berwudhu dan melaksanakan shalat
Bacaan Niat Shalat Taubat Arab, Latin dan Artinya
اُصَلِّ سُنَّةَ التَّوْبَةِرَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى اَللّٰهُ اَكْبَرْ
Ushalli sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aala. Allaahu akbar
“Saya niat shalat sunah taubat dua rakaat karena Allah ta’ala. Allahu akbar”
Bacaan Doa Shalat Sunah Taubat Nasuha Arab, Latin dan artinya
اَسْتَغْفِرُاللّٰهَ الْعَظِيْمَ اَلَّذِيْ لاَاِلٰهَ اِلاَّهُوَالْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ تَوْبَةَعَبْدٍظَالِمٍ لاَيَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّاوَلاَنَفْعًاوَلاَمَوْتًاوَلاَحَيَاةًوَلاَنُشُوْرًا
Astaghfirullaahal ‘Adhiimal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi. Taubata ‘addin dhalimin laa yamliku linafsihi dharran walaa naf’an walaa mautan walaa hayaatan walaa nusyuuran.
“Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, saya mengaku bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu jaga. Saya memohon taubat kepada-Nya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa. Yang tidak mempunyai daya upaya untuk berbuat madharat atau manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.”
Setelah shalat taubat ini, sangat baik sekali memperbanyak istighfar :
اَللّٰهُمَّ اَنْتَ رَبِّيْ لاَاِلٰهَ اِلاَّاَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَاَنَاعَبْدُكَ وَاَنَاعَلٰى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَاصَنَعْتُ اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَاَبُوْءُبِذَنْبِيْ فَغْفِرْلِيْ فَاِنَّهُ لاَيَغْفِرُالذُّنُوْبَ اِلاَّاَنْتَ
Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatha’tu. A’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’matikal ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
“Ya Allah, Engkaulah Tuhan kami, tidak ada Tuhan melainkan Engkau yang telah menciptakan aku, dan akulah hamba-Mu. Dan aku dalam ketentuan serta janji-Mu sedapat mungkin aku lakukan. Aku mohon berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yang telah Engkau ciptakan, aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku. Dan aku mengakui dosaku, karena itu berilah ampunan kepadaku, sebab tidak ada yang dapat memberi pengampunan kecuali hanya Engkau sendiri. Aku memohon perlindungan dari segala kejahatan apa yang kulakukan.”