Para ulama sepakat bahwa berdoa untuk orang yang telah mati bermanfaat bagi mereka, dan pahalanya sampai kepada mereka. Mereka mengatakan demikian berlandaskan firman Allah dalam surat Al Hasyr ayat 10:
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami.”
Masih banyak lagi ayat lainnya yang semakna, sedangkan dalil hadis yang terkenal mengenai masalah ini antara lain sabda Nabi saw:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِاَهْلِ بَقِيْعِ الْغَرْقَدِ
Allaahummaghfir liahli baqii’il gharqadi. (Ya Allah, beri ampunlah kepada ahli Baqi’ul Gharqaad.)
Dalil hadis lainnya ialah sabda Nabi saw yang mengatakan:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِحَيِّنَاوَمَيِّتِنَا
Allaahummaghfir lihayyinaa wamayyitinaa.
Ya Allah, beri ampunlah orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati di antara kami.
Para ulama berselisih pendapat mengenai sampainya pahala membaca Al Qur’an kepada si mayat. Menurut pendapat terkenal dari mazhab Syafii dan segolongan ulama, pahalanya tidak sampai. Imam Ahmad ibnu Hambal dan segolongan ulama dari kalangan murid-murid Imam Syafii mengatakan, pahalanya sampai kepada si mayat yang dimaksud. Menurut pendapat terpilih, hendaklah si pembaca Al Qur’an mengucapkan doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اَوْصِلْ ثَوَابَ مَاقَرَأْتُهُ اِلَى فُلاَنٍ
Allaahumma aushil tsawaaba maa qara’ tuhu ila fulaanin.
Ya Allah, sampaikanlah pahala yang telah aku bacakan ini kepada si Fulan.