Setiap manusia pasti menginginkan agar dirinya mendapat keselamatan di dunia dan akhirat. Untuk mendapatkannya maka kita harus selalu berada di jalan yang benar dan diridhai-Nya.
Rasulullah saw mengajarkan kepada umatnya agar melakukan ketiga hal berikut ini agar bisa selamat di dunia dan akhirat:
- Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada, kapan pun dan dalam keadaan bagaimanapun.
- Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, agar perbuatan buruk di masa lalu akan dihapus.
- Berinteraksilah dengan orang lain dengan akhlak yang mulia.
Orang yang beriman dan beramal sholeh, merekalah yang sebenarnya merasakan manisnya kehidupan dan kebahagiaan karena hatinya yang selalu tenang, berbeda dengan orang-orang yang lalai dari Allah yang selalu merasa gelisah.
Allah berfirman dalam surat An Nahl ayat 97, “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.”
“Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl: 97).
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.” (QS. Huud: 3).
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10)
Di bawah ini adalah doa untuk mendapat keselamatan dunia akhirat
اَللّٰهُمَّ اقْسِمْ لَنَامِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بِهٖ بَيْنَنَاوَبَيْنَ مَيْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَاتُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهٖ عَلَيْنَامَصَاءِبَ الدُّنْيَاوَمَتِّعْنَابِاَسْمَاعِنَاوَاَبْصَارِنَاوَقُوَّتِنَامَااَحْيَيْتَنَاوَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّاوَاجْعَلْ ثَأْرَنَاعَلَى مَنْ ظَلَمَنَاوَانْصُرْنَاعَلَى مَنْ عَادَانَا. وَلاَتَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَافِى دِيْنِنَاوَلاَتَجْعَلِ الدُّنْيَااَكْبَرَهَمِّنَاوَلاَمَبْلَغَ عِلْمِنَاوَلاَتُسَلِّطْ عَلَيْنَامَنْ لاَيَخَافُكَ وَلاَيَرْحَمُنَا
Allaahummaqsim lanaa min khasyatika maa tahuulu bihii bainanaa wa baina ma’shiyatika wa min thaa’atika maa tuballighunaa bihi jannataka wa minal yaqiini maa tuhawwinu bihii ‘alainaa mashaa-ibad dunyaa wa matti’naa bi asmaa ‘inaa wa abshaarinaa wa quwwatinaa maa ahyaitanaa waj’alhul waaritsa minnaa waj’al tsa’ranaa ‘ala man dhalamnaa wanshurnaa ‘ala man ‘aadaanaa. Walaa taj’al mushiibatanaa fii diininaa walaa taj’alid dunyaa akbara hamminaa walaa mablagha ‘ilminaa walaa tusallit ‘alainaa man laa yakhaafuka walaa yarhamunaa.
“Wahai Allah! tumbuhkanlah pada diri kami rasa takut yang dapat menghalangi kami dari berbuat maksiyat kepada Engkau, ketaatan yang dapat menyampaikan kami ke surga Engkau, dan keyakinan yang dapat meringankan bagi kami cobaan-cobaan dunia.
Berikanlah kami kenikmatan pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama hidup kami. Jadikanlah ia (Al Qur’an) sebagai warisan kami. Jadikanlah tuntutan balas kami dalam menghadapi orang-orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan bencana dalam agama kami. Janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita kami yang terbesar dan jangan pula sebagai tujuan utama kami.
Dan janganlah Engkau berikan kekuasaan untuk memimpin kami kepada orang-orang yang tidak punya rasa takut kepada Engkau dan tidak mengasihani kami.”