Nisfu Sya’ban adalah peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan (Sya’ban) dari kalender Islam. Hari ini juga dikenal sebagai Laylatul Bara’ah atau Laylatun Nisfe min Sha’ban di dunia Arab. Nama-nama ini diterjemahkan menjadi “malam pengampunan dosa”, “malam berdoa” dan “malam pembebasan”, dan seringkali diperingati dengan berjaga sepanjang malam untuk beribadah.
Keutamaan malam nisfu Sya’ban
Diriwayatkan dari Sayyidina Ali bahwa Rasulullah bersabda, “Apabila datang malam nisfu sya’ban maka beribadahlah di malamnya dan puasalah di siang harinya sesungguhnya Allah menurunkan rahmatNya dan para Malaikatnya pada malam itu dan berkata siapa yang minta rezeki ku beri, siapa meminta keselamatan aku pelihara, siapa yang hendak sesuatu maka akan ku kabulkan sampai terbit fajar.”
Dari Mu’adzj bin Jabal bahwa Rasulullah bersabda, “Pada malam nisfu sya’ban menurunkan Allah akan rahmatNyA dan para malaikatNya maka mengampuni Allah akan dosa-dosa hambanya.”
Di riwayatkan bahwa pemindahan semua perkara dari lauhil mahfuz pada malam nisfu sya’ban dan selesai pada malam lailatul Qadar diserahkan urusan rezeki pada Malaikat Mikail urusan perang/gempa/bencana pada Malaikat Jibril, urusan amal pada Malaikat penghulu langit dunia dan urusan Musibah pada Malaikat maut.
A’isyah berkata, “Malam nisfu sya’ban aku terbangun dan Rasulullah tidak ada di sampingku maka aku cari dan ternyata baginda ada di pekuburan sambil memandang ke langit kemudian berkata sungguh Allah menurunkan rahmatNya dan MalaikatNya ke langit dunia pada malam nisfu sya’ban dan mengampuni dosa hambanya.”
Saat malam nisfu sya’ban, setiap umat muslim dianjurkan untuk membaca surat Ya Sin sebanyak 3 kali. Setelah pembacaan surat Yasiin yang pertama, hatinya memohon agar dipanjangkan umur dalam rangka beribadah kepada Allah, lalu membaca doa di bawah ini.
Kemudian membaca surat Yaasiin yang kedua, setelah selesai hatinya memohon agar diberi rezeki yang banyak dan halal sebagai bekal untuk beribadah kepada Allah, lalu membaca doa di bawah ini.
Setelah itu membaca surat Yaasiin yang ketiga, lalu hatinya memohon agar ditetapkan iman dan mati dalam keadaan beriman, lalu membaca doa di bawah.
Doa nisfu sya’ban
اَللّٰهُمَّ يَاذَاالْمَنِّ وَلاَيَمُنُّ عَلَيْكَ يَاذَاالْجَلاَلِ وَالْاِ كْرَامِ يَاذَاالطَّوْلِ وَالْاِ نْعَامِ لاَاِلٰهَ اِلاَّاَنْتَ ظَهْرَالاَّ جِيْنَ وَجَارَالْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَاَمَانَ الْخَاءِفِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اِنْكُنْتَ كَتَبْتَنِىْ عِنْدَكَ فِىْ اُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّااَوْمَحْرُوْمًااَوْمَطْرُوْدًااَوْمُقَتَّرًاعَلَىَّ فِى الْرِّزْقِ فَامْحُ اللّٰهُمَّ بِفَضْلِكَ فِى اُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِى وَحِرْمَانِى وَطَرْدِىْ وَاِقْتَارَرِزْقِىْ وَاَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِىْ اُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًامَرْزُوْقً مُوَفَّقًالِلْخَيْرَاتِ فَاِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فٖى كِتَابِكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُوْاللّٰهُ مَايَشَاءُوَيُثْبِتُ عِنْدَهُ اُمُّ الْكِتَابِ اِلٰهِىْ بِالتَّجَلِّى الْاَ عْظَمِ فِى لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِشَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِىْ يُفْرَقُ فِيْهَاكُلُّ اَمْرٍحَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّىْ مِنَ الْبَلاَءِمَااَعْلَمُ وَمَالاَاَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allaahumma yaa dzal manni walaa yumannu ‘alaika yaa dzal jalaali wal ikraami yaa dzat thauli wal in’aami laa ilaaha illaa anta dhahrallaa jiin wa jaaral mustajiiriina wa amaanal khaa-ifiina.
Allaahumma inkunta katabtanii ‘indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan au mahruuman au mathruudan au muqattaran ‘alayya fir rizqi famhullaahumma bifadhlika fii ummil kitaabi syaqaa watii wa hirmaani wa thardii wa iqtaara rizqii wa atsbitnii ‘indaka fii ummil kitaabi sa’iidan marzuuqan muwaffaqan lilkhairaati fainnaka qulta wa qaulukal haqqu fii kitaabikal munazzali ‘ala nabiyyikal mursali yamhullaahu maa yasyaa-u wa yutsbiitu ‘indahu ummul kitaabi ilaahii bittajallil a’dhami fii lailatin nishfi min shahri sya’baanal mukarramil latii yufraqu fiihaa kullu amrin hakiimin wa yubramu ishrif ‘annii minal balaa-i maa a’lamu wamaa laa a’lamu wa anta ‘allamul ghuyyuubi birahmatika yaa arhamar raahimiina.
“Wahai Allah! wahai pemilim karunia, dan tak ada yang dapat memberi karunia kepada Engkau. Wahai pemilik kebesaran dan kemuliaan, wahai Pemilik anugerah dan kenikmatan. Tidak ada Tuhan selain Engkau, tempat bersandar bagi orang yang butuh pertolongan, tempat berlindung bagi orang yang butuh perlindungan, dan tempat yang aman bagi orang-orang yang takut.
Wahai Allah! jika Engkau telah tulis aku di dalam buku induk yang ada pada Engkau sebagai orang yang sengsara, bernasib buruk, tersingkir, dan disempitkan rezekiku, maka berkat kemurahan Engkau wahai Allah, hapuskanlah dari buku induk kesengsaraanku, keburukan nasibku, ketersingkiranku, dan kesempitan rezekiku, dan tetapkanlah aku dalam buku induk Engkau sebagai orang yang bahagia, diberi rezeki, diberi petunjuk kepada kebaikan. Karena sesungguhnya Engkau telah berkata, dan perkataan Engkau adalah benar, di dalam kitab Engkau yang Kau turunkan kepada Nabi Engkau yang kau utus, yaitu: Allah akan menghapus apa saja yang ia kehendaki dan menetapkannya. Di sisi Allah lah buku induk.
Tuhanku! Dengan keagungan-Mu yang paling besar pada malam nisfu sya’ban yang mulia ini, yang pada malam itu setiap perkara yang pasti dibedakan dan ditetapkan, jauhilah aku dari bala, yang kuketahui dan yang tak kuketahui, sedangkan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib, berkat rahmat Engkau, wahai Dzat yang paling pengasih diantara para pengasih.”