Zikir yang diucapkan dalam shalat jenazah di antara takbir-takbir itu ialah sesudah takbir pertama membaca surat Al Fatihah. Sesudah takbir kedua membaca salawat untuk Nabi saw, sesudah takbir ketiga membaca mendoakan mayat. Sehubungan dengan mendoakan mayat hal yang diwajibkan ialah doa apa saja untuk si mayat. Sesudah takbir keempat, menurut asalnya tidak diwajibkan membaca zikir apa pun sesudahnya, tetapi disunatkan membaca zikir.
Para ulama berselisih pendapat mengenai kesunatan membaca ta’awwudz dan doa iftitah sesudah takbir pertama sebelum membaca Al Fatihah. Membaca surat sesudah fatihah ada 3 pendapat:
- Sunah membaca semuanya.
- Tidak disunahkan.
- Yaitu pendapat paling sahih, mengatakan bahwa disunatkan membaca ta’awwudz, sedangkan doa iftitah dan surat tidak disunahkan. Mereka sepakat bahwa disunahkan membaca amin sesudah membaca Al Fatihah.
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari melalui Ibnu Abbas r.a. bahwa ia pernah melakukan salat untuk jenazah dengan membaca surat Al Fatihah. Sesudah selesai dari salat, ia mengatakan, “Ketahuilah oleh kalian, demikianlah menurut tuntunan Nabi saw.” Perkataan seorang sahabat, “Tuntunan sunnah,” sama kedudukannya dengan kalimat, “Termasuk sunnah Nabi saw ialah demikian dan demikian.”
Di dalam kitab Sunan Abu Daud disebutkan bahwa Ibnu Abbas r.a. mengatakan, “Sesungguhnya demikian ini termasuk sunnah Nabi saw.” Dengan demikian, hukum hadis ini berpredikat marfu’ sampai kepada Rasulullah saw. Menurut ketetapan dan hal yang telah dimaklumi di dalam kitab-kitab hadis dan kitab Ushul.
Disunatkan membaca surat Al Fatihah dengan suara perlahan, tanpa memandang apakah shalat jenazah dilakukan pada malam hari atau siang hari. Akan tetapi, ada yang berpendapat bahwa jika salat dikerjakan pada malam hari, disunahkan mengeraskan bacaan; jika siang hari, disunahkan memelankan bacaaannya.
Keutamaan Surah Al Fatihah
Surah al-Fatihah merupakan surah pembuka dalam al-Qur’an. Surah ini yang paling sering kita gunakan dalam sehari-hari, terutama dalam shalat. Ketika berdoa pun, diakhirnya, kita tak pernah terlewat untuk membacakan surah ini.
Abu Sa’id bin Mu’alla berkata, “Pada suatu hari, aku sedang shalat di Masjid. Selesai shalat, aku dipanggil Rasulullah. Kemudian Rasulullah pun bersabda, ‘Aku akan mengajarkanmu sebuah surah yang teragung di dalam al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid.’ Aku bertanya, ‘Surah apakah itu wahai Rasulullah?’ Rasulullah SAW kembali bersabda, ‘(Ia adalah surah) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ia adalah tujuh ayat yang diulang-ulang (dalam setiap rakaatnya) dan al-Qur’an yang agung yang diberikan kepadaku’,” (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa’i).