Di dalam kitab Ibnu Sinni, diriwayatkan melalui Siti Aisyah r.a. yang menceritakan: “Sejak ia hidup bersama Rasulullah saw hingga beliau wafat, ia belum pernah melihat Rasulullah saw tidur sebelum berta’awwudz dari sifat pengecut, malas, bosan, kikir, usia tua yang buruk, pemandangan yang buruk dalam keluarga dan harta benda, siksa kubur, dan dari setan serta godaannya.”
Di dalam kitab Ibnu Sinni diriwayatkan melalui Siti Aisyah r.a. bahwa bilamana hendak tidur ia mengucapkan doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ رُؤْيًاصَالِحَةً صَادِقَةً غَيْرَكَاذِبَةٍ نَافِعَةً غَيْرَضَارَّةٍ
Allaahumma innii as-aluka ru’yan shaalihatan shaadiqatan ghaira kaadzibatin naadi’atan ghaira dharratin.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu mimpi yang saleh (baik) lagi benar tidak dusta, serta bermanfaat tidak berbahaya.”
Siti Aisyah r.a. apabila setelah mengucapkan doa tersebut, mereka mengetahui bahwa ia tidak lagi berbicara sepatah kata pun (langsung tidur) hingga pagi hari atau bangun di malam hari.
Imam Al Hafizh Abu Bakar ibnu Abu Daud meriwayatkan melalui sahabat Ali karamallaahu wajhah, bahwa beliau pernah mengatakan, “Aku belum pernah melihat seseorang yang berakal tidur sebelum membaca tiga ayat terakhir surat Al Baqarah.”
Imam Ibnu Abu Daud meriwayatkan pula melalui sahabat Ali yang mengatakan, “Aku belum pernah melihat seseorang yang berakal masuk islam tidur sebelum membaca ayat kursi.”
Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, dahulu para tabi’in mengajarkan kepada mereka bila mereka hendak pergi ke tempat peraduannya agar membaca surat Al Falaq dan An Naas.
Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa mereka menganggap sunat membaca surat tersebut di setiap malam sebanyak tiga kali. Surat-surat yang dimaksud adalah Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas.