Saat ini ketika kita akan bepergian ke tempat yang jauh, sudah tentu banyak sekali alternatif kendaraan yang bisa digunakan. Bisa lewat jalur darat, laut maupun udara. Berbeda dengan dahulu kala, yaitu zaman Rasulullah saw yang bepergia menggunakan unta atau hewan lainnya.
Apabila kita naik kendaraan, disunahkan untuk berdoa terlebih dahulu. Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Muslim dalam Kitabul Manasik melalui Abdullah ibnu Umar r.a yang menceritakan:
Rasulullah saw apabila telah duduk tegak di atas untanya untuk melakukan perjalanan, beliau bertakbir 3 kali kemudian berdoa:
سُبْحَانَ الّذِيْ سَخَّرَلَنَاهٰذَاوَمَاكُنَّالَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَالَمُنْقَلِبُوْنَ اَللّٰهُمَّ اِنَّانَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَاهٰذَاالْبِرَّوَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَاتَرْضَى, اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَاسَفَرَنَاهٰذَا, وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ اَللّٰهُمَّ اَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِى الْاَهْلِ, اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنْ وَعْثَاءِالسَّفَرِوَكَآ بَةِ الْمَنْظَرِ, وَسُوْءِالْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالْاَ هْلِ
Subhaanaladzii sakhkhara lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahu muqriniina, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuuna. Allaahumma innaa nas-aluka fii safarinaa haadzal birra wattaqwa. Waminal ‘amali maa tardha.
Allaahumma hawwin ‘alainaa safaranaa haadzaa, wathwi ‘annaa bu’dahu. Allaahumma antash shaahibu fissafari wal khaliifatu fil ahli. Allaahumma inni a’uudzubika min wa’tsaa-is safari, wakaabatil mandhari, wa suu-il munqalabi fil ‘amali wal ahli.
“Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal sebelum itu kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami.
Ya Allah, sesungguhnya kami mohon kepada-Mu dalam perjalanan ini kebajikan dan ketakwaan serta amal perbuatan yang Engkau ridai. Ya Allah, mudahkanlah bagi kami perjalanan ini, dan dekatkanlah untuk kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah teman dalam perjalanan dan pengganti dalam keluarga.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesedihan dalam pemandangan, dan keburukan tempat kembali dalam harta dan keluarga.”
Apabila beliau kembali, beliau mengucapkan doa yang sama, hanya selain itu ditambahkan:
اٰيِبُوْنَ تَاءِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَاحَامِدُوْنَ
Aayibuuna taa-ibuuna ‘aabiduuna lirabbinaa haamiduuna.
“Kami kembali dalam keadaan bertobat, dan kami menyembah serta memuji hanya kepada Rabb kami.”
Demikianlah lafadz hadis menurut riwayat Imam Muslim.
Imam Abu Daud di dalam riwayatnya menambahkan seperti berikut, “Nabi saw dan pasukannya apabila menaiki lereng-lereng bukit mengucapkan takbir, dan apabila melalui jalan menurun mengucapkan tasbih.”
Diriwayatkan pula maknanya melalui riwayat segolongan para sahabat secara marfu’.