Diriwayatkan dengan sanad yang sahih di dalam risalah Al Ustadz Abul Qasim Al Qusyairi melalui Ahmad ibnu Atha Ar Raudzbari yang menceritakan, “Aku mempunyai rasa kurang puas dalam masalah bersuci, dan di suatu malam dadaku terasa sempit karena terlalu banyak menuangkan air dalam bersuciku, sedangkan hatiku masih belum tenang. Maka aku berkata, “Wahai Rabbku, aku memohon maaf-Mu, aku memohon maaf-Mu.” Lalu aku mendengar suara tanpa rupa yang mengatakan, “Pemaafan berada pada ilmu,” maka lenyaplah rasa waswas itu dariku.
Sebagian ulama mengatakan, disunatkan mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah (tidak ada Tuha selain Allah) bagi orang yang mendapat cobaan waswas dalam wudu, dalam salat atau dalam hal lainnya yang serupa.
Sesungguhnya setan apabila mendengar zikir, maka ia mundur dan menjauh. Lafaz laa ilaaha illallaah adalah puncak zikir, maka kalimat ini dipilih oleh para sadat yang mulia, orang-orang pilihan dari kalangan umat ini, yaitu ahli dalam mendidik kaum salikin dan kum muridin untuk ahli khalwah, dan menganjurkan kepada mereka untuk melestarikannya. Para ahli sufi mengatakan, penawar yang paling bermanfaat untuk menolak rasa waswas ialah menghadapkan diri kepada Allah dengan berzikir kepada-Nya dan memperbanyak zikir.
Ahmad ibnu Abul Hawari mengatakan, “Aku mengadu kepada Abu Sulaiman Ad Darini tetntang rasa waswas (yang kualami), maka ia berkata, ‘Apabila engkau menghendaki agar rasa waswasmu lenyap, kapan saja engkau merasakannya, buatlah dirimu gembira. Karena sesungguhnya apabila engkau merasa gembira, niscaya rasa waswas itu akan hilang darimu. Tiada sesuatu pun yang paling dibenci oleh setan selain kegembiraan orang mukmin; dan jika engkau merasa susah dengan waswasmu itu, niscaya ia makin bertambah’.” Aku mengatakan bahwa hal ini termasuk yang mengukuhkan apa yang telah dikatakan oleh sebagian imam, “Sesungguhnya waswas itu hanya menimpa orang yang sempurna imannya, karena maling itu tidak akan mengincar rumah yang kosong.”