Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim melalui Ibnu Abbas r.a. melalui jalur yang banyak, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Seandainya seseorang diantara kalian mendatangi istrinya, dan ia mengucapkan:
اَللّٰهُمَّ جَنِّبْنَاالشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَارَزَقْتَنَافَقُضِىَ بَيْنَهُمَاوَلَدٌلَمْ يَضُرَّهُ
Allaahumma jannibnasy syathaana wa jannibisy syaithaana maa razaqtanaa faqudiya bainahumaa waladun yadhurruhu.
“Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah setan dari kami, dan jauhkanlah pula setan dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami,” lalu keduanya dianugerahi seorang anak, niscaya setan tidak dapat membahayakannya.
Menurut riwayat Imam Bukhari disebutkan:
لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ اَبَدً
Lam yadhurrahu syaithaanun abadan. (Niscaya setan tidak dapat membahayakannya selama-lamanya.)
Suami Harus Mesra dan Bercanda Dengan Istrinya
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim melalui Jabir r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda kepadanya:
“Apakah engkau kawin dengan perawan, ataukah janda?” aku menjawab, “Aku kawin dengan seorang janda.” Beliau bersabda, “Mengapa engkau tidak kawin dengan perawan yang engkau dapat bermain dengannya dan ia bermain denganmu?”
Diriwayatkan di dalam kitab Imam Turmudzi dan Sunan Nasai melalui Siti Aisyah, yang menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut kepada istrinya.”