Manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari kesalahan, dan dari perbuatan dosa. Oleh karena itu bila seseorang terlanjur melakukan dosa, maka dirinya harus bertaubat kepada Allah, dengan taubatan nasuha (taubat yang sungguh-sungguh).
Taubatan nasuha itu adalah dengan meminta ampun kepada Allah, menyesali perbuatan dosa yang dilakukannya, dan tidak mengulangi perbuatan dosanya lagi. Banyak sekali dalil dari hadis yang menerangkan mengenai taubat (memohon ampun kepada Allah), beberapa diantaranya akan dijelaskan di bawah ini:
Rasulullah saw bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya seratus kali dalam sehari”.
وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ أَسْتَغْفِرُاللّٰهَ الَّذِىْ لاَاِلٰهَ اِلاَّهُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ غَفَرَاللّٰهُ لَهُ وَاِنْ كَانَ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ
Waqaala shallallaahu ‘alaihi wasallama man qaala astaghfirullaahal ladzii laailaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaihi ghafarallaahu lahu wa inkaana farra minazzahfi.
Rasul saw bersabda: Barangsiapa yang membaca: ‘Aku minta ampun kepada Allah, tiada Tuhan kecuali Dia Yang Maha hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-nya, aku bertaubat kepada-Nya’. Maka Allah mengampuninya, sekalipun lari dari perang.”
Rasulullah saw bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali”.
Rasulullah saw bersabda: “Keadaan yang paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah di saat sujud. Oleh karena itu perbanyaklah doa”.
Dari Al Aghar Al Muzani, dia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya hatiku lupa (tidak ingat kepada Allah), dan sesungguhnya aku minta ampun kepada-Nya dalam sehari seratus kali.”