Assalammu’alaikum wr.wb.
Selamat berjumpa kembali dengan saya. Baiklah kali ini saya akan coba menjelaskan mengenai shalat safar. Semoga bermanfaat!
Shalat sunat safar pengerjaannya tidak disunahkan untuk berjamaah, artinya dilakukan munfarid (sendirian). Shalat safar dilakukan ketika akan melakukan perjalanan atau bepergian.
Cara untuk mengerjakan shalat safar sebenarnya sama dengan shalat-shalat yang lainnya. tetapi perbedaannya adalah pada niat.
Shalat safar dilakukan sebanyak 2 rakaat. Pada rakaat pertama setelah membaca Al Fatihah ialah surat Al Kafirun, dan pada rakaat kedua setelah Fatihah ialah surat Al Ikhlas atau An Naas
Niat shalat safar
اُصَلِّى سُنَّةَ السَّفَرِرَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالٰى
Ushalli sunnatas safari rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
“saya niat shalat sunat safar (hendak bepergian) dua rakaat karena Allah ta’aalaa.”
Shalat safar ini sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad saw berikut ini:
Nabi Muhammad bersabda, “Apabila engkau hendak keluar dari rumahmu, bershalatlah dua rakaat, niscaya dua rakaat itu memeliharamu dari tempat keluarnya kejelekan, dan apabila engkau masuk ke dalam rumahmu, bershalatlah dua rakaat, niscaya dua rakaat itu memeliharamu dari masuknya kejelekan.”
Selesai shalat, kemudian berdoalah kepada Allah.
Doa shalat sunat safar
اَللّٰهُمَّ بِكَ اَسْتَعِيْنُ وَعَلَيْكَ اَتَوَكَّلُ اَللّٰهُمَّ ذَلِّلْ صُعُوْبَةَ اَمْرِى وَسَهِّلْ عَلَىَّ مَشَقَّةَ سَفَرِى وَارْزُقْنِى مِنَ الْخَيْرِاَكْثَرَمِمَّااَطْلُبُ وَاصْرِفْ عَنِّى كُلَّ شَرٍّرَبِّ اشْرَحْ لِى صَدْرِى وَيَسِّرْلِى اَمْرِى. اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْتَحْوِذُكَ وَاَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِى وَدِيْنِى وَاَهْلِى وَقَارِبِى وَكُلَّ مَااَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَيْهِمْ بِهِ مِنْ اٰخِرَةٍ وَدُنْيَافَاحْفَظْنَااَجْمَعِيْنَ مِنْ كُلِّ سُوْءٍيَاكَرِيْمُ سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَاسَلاَمٌ وَاٰخِرُ دَعْوَاهُمْ اَنِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Allaahumma bika asta’iinu wa ‘alaika atawakkalu. Allaahumma dzallil shu’uu bata amrii wa sah-hil ‘alayya masyaqqata safarii warzuqnii minal khairi aktsara mimmaa athlubu washrif ‘annii kulla syarrin rabbis rahlii shadrii wayassirlii amrii.
Allaahumma innii astahwidzuka wa astaudi’uka nafsii wadiinii wa ahlii waqaaribiii wa kulla maa an’amta ‘alayya wa’alaihim bihi min aakhiratin wadunyaa fahfadhnaa ajma’iina min kulli suu-in yaa kariimu subhaanakallaahumma wa tahiyyatuhum fiihaa salaamun wa aakhir da’waahum anilhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiina wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa’ala aalihi washahbihi wasallama.
“Ya Allah Tuhan kami, hanya kepada-Mu aku bertawakal, mudahkanlah kesukaran-kesukaran urusanku. Mudahkanlah padaku kesukaran perjalananku, berilah aku rezeki berupa kebajikan lebih banyak dari apa yang aku cari. Palingkanlah daripadaku semua kejelekan. Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan-Mu, aku serahkan diri, agama, keluarga, kerabat dan semua nikmat yang dinugerahkan kepadaku dan kepada mereka, baik mengenai akhirat maupun dunia. Peliharalah kami dari semua bentuk kejelekan, wahai Dzat yang Maha Mulia.
Maha Suci Engkau ya Allah, penghormatan mereka (ahli surga) di dalam surga adalah salam bahagia dan sejahtera, dan akhir doa mereka ialah Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina (segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam), dan mudah-mudahan rahmat ta’dzim dan salam Allah dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.