Apabila kita merasa banyak berbuat dosa kepada Allah, maka kita harus bertaubat, artinya mohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dikerjakan. Taubat artinya mohon ampun kepada Allah dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa yang telah dilakukannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tata cara shalat taubat, niat dan doanya sesuai sunnah Rasul.
Shalat taubat ini hukumnya sunat muakkad bagi orang yang berbuat dosa, sekalipun dosa itu tidak disengaja, apalagi perbuatan dosa itu dengan disengaja, wajib bertaubat.
Apabila dosa yang dilakukan itu ada hubungannya dengan sesama makhluk, maka sebelum memohon ampun kepada Allah, supaya minta maaf dulu kepada orang yang diperlakukan tidak baik itu. Misalnya mengumpat, memukul dan sebagainya.
Nabi Muhammad bersabda. “Barang siapa berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian berdiri shalat dua rakaat atau empat rakaat yang fardhu atau bukan fardhu, disempurnakan pula ruku’ dan sujudnya lalu memohonkan pengampunan kepada Allah, pastilah Allah mengampuninya.”
Adapun ungkapan taubat itu banyak sekali, diantaranya ialah:
Astaghfirullaahal ‘adhiimal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaihi (Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tidak ada Tuhan selain Dia yang hidup dan Maha Tegal dan aku taubat kepada Allah).
Rabbanaa dhalamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuu nanna minal khaasiriina (Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, sekiranya tidak Engkau ampuni dan tidak Engkau rahmati kami niscaya kami tergolong orang-orang yang merugi.”
Cara mengerjakan shalat taubat ialah dengan munfarid, dan dikerjakan boleh siang atau malam.
اُصَلِّ سُنَّةَ التَّوْبَةِرَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالٰى اَللّٰهُ اَكْبَرْ
Ushalli sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar
“Saya niat shalat sunah taubat dua rakaat karena Allah ta’ala. Allahu akbar”
Setelah mengerjakan shalat taubat, maka kita membaca doa seperti yang di bawah ini
اِلٰهِىْ عَبْدُكَ الْاٰ بِقُ رَجَعَ اِلٰى بَابِكَ. عَبْدُكَ الْعَاصِىْ رَجَعَ اِلَى الصُّلْحِ. عَبْدُكَ الْمُذْنِبِ اَتَاكَ بِالْعُذْرِفَاعْفُ عَنِّىْ بِجُوْدِكَ وَتَقَبَّلْ مِنِّىْ بِفَضْلِكَ وَانْظُرْاِلَىَّ بِرَحْمَتِكَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِىْ مَاسَلَفَ مِنَ الذُّنُوْبِ وَاعْصِمْنِىْ فِيْمَابَقِىَ مِنَ الْاَ جَلِ فَاِنَّ الْخَيْرَكُلَّهُ بِيَدِكَ وَاَنْتَ بِنَارَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Ilaahii ‘abdukal aabiqu raja’a ilaa baabika. ‘abdukal ‘aashii raja’a ilash shulhi, ‘abdukal mudznibu ataaka bil’udzri fa’fu ‘anniii bijuudika wa taqabbal minnii bifadhlika wan dhur ilayya birahmatika. Allaahummagh firlii maa salafa minadz dzunuubi wa’shimnii fiimaa baqiya minal ajali fainnal khaira kullaahu biyadika wa anta binaa ra-uufur rahiimun.
“Tuhanku, Hamba-Mu yang melarikan diri telah kembali ke pintu-Mu, Hamba-Mu yang telah berbuat maksiat telah kembali kepada perbaikan. Hamba-Mu yang berdosa telah datang kepada-Mu memohon maaf. Oleh karena itu maafkanlah aku dengan kemurahan-Mu, terimalah permohonanku dengan keutamaan-Mu. Dan pandanglah aku dengan rahmat-Mu. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lampau, dan peliharalah sisa-sisa umurku. Karena sesungguhnya semua kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu dan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang terhadap kami.”
Pada dasarnya, pertobatan adalah tindakan yang tidak bisa. Karena jika ini dilakukan, itu akan membahayakan hati dan jiwa manusia. Jika seseorang telah melakukan kesalahan dan tidak segera bertobat, maka dampak dosa mereka akan menumpuk dan akhirnya merusak hati manusia sehingga hati mereka tertutup dari kebenaran.
Karena itu, jika seseorang telah melakukan dosa atau kesalahan, maka itu seharusnya jika dia segera bertobat. Dan salah satu caranya adalah dengan melakukan shalat taubat.
Shalat taubat adalah bentuk doa absolut yang dapat dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam, kecuali pada saat-saat dilarang melakukan sholat, seperti:
Beberapa ahli mengatakan bahwa waktu yang paling penting untuk melakukan shalat pertobatan adalah dalam 2/3 malam atau selama qiyamul lail.